TAPSEL - Kenaikan harga pupuk urea non subsidi di kalangan pengecer, mencapai harga tertinggi seminggu terakhir. Ditingkat pengecer, pupuk ini dibandro Subsidi diecer dengan harga Rp 12 ribu per kilogram atau Rp600 ribu per zak dengan isi 50 kg. Mahalnya harga pupuk ini, membuat petani mulai enggan turun ke sawah.

"Tidak sebanding rasanya hasil panen dengan tingginya harga pupuk dan obat obatan pertanian. Sementara kita biarkan dulu sawahnya, sambil menunggu harga pupuk normal" ujar Muhammad (45) petani asal Angkola Muaratais Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara, Jumat (26/11/2021).

Harga Pupuk Urea Non Subsidi sebelumnya dikalangan pengecer, hanya Rp7 ribu rupiah per kilogram atau Rp 350 ribu rupiah per zak.

Sementara, harapan petani untuk mendapatkan pupuk urea subsidi pemerintah belum juga terkabul. Ribuan ton pupuk subsidi dari pemerintah saat ini masih tersimpan di gudang Distributor Pupuk untuk petani di Tapanuli Selatan, yakni PT. Gresik Cipta Sejahtra, PT Pertani (persero) dan PT Roma Asi.

“Pupuk bersubsidi tidak langka di wilayah Tapsel, cuma hanya mis komunikasi saja tentang administrasi kelengkapannya," ujar Fahri, staf pemasaran Distributor PT. Gresik Cipta Sejahtera saat Rapat Dengar Pendapat dengan DPR Tapanuli Selatan beberapa waktu lalu.

Dengan Pupuk Urea Subsidi ini, seharusnya bisa meringankan penderitaan petani. Harga Pupuk Urea jauh lebih murah, yakni Rp140 ribu rupiah per zak dengan isi 50 kg. Kelangkaan Pupuk Subsidi di Kabupaten Tapanuli Selatan ini sudah terjadi sejak setahun belakangan ini.