TEBINGTINGGI - Sungai Bahilang usai Shalat Dzuhur, Minggu (21/11/2021) sekira pukul 13.30 WIB, tiba- tiba meluap. Kondisi, semakin parah   menjelang malam. Derasnya tekanan itu membuat kaget ribuan KK di Kelurahan Persiakan dan Tualang khususnya. Warga hanya bisa menyelamatkan sejumlah harta benda yang mampu diraih.

Hal ini diungkap Yana (48), korban banjir di kawasan Persiakan, saat bincang dengan Gosumut.com, Senin (22/11/2021).

Ia mengaku kebingungan, karena kejadian spontan, sehingga hanya mampu menyelamatkan diri dan mengambil surat surat penting dan alat elektronik yang mampu diraihnya.

"Airnya deras bang, bingung kami semua, apa adanya ajalah yang dapat diselamatkan, banyak yang kena air, seluruh perabotan rumah dllnya," keluh IRT ini.

Kejadian itu dikatakan Yana terparah dalam sejarah banjir daerah itu. Pasalnya, masjid di sebelah rumah Yana dengan ketinggian 1 meter lebih kemasukan air sebatas mata kaki.

"Nggak pernah masjid kemasukan air,  seperti tsunami gitulah bang derasnya aliran secara tiba tiba itu, tidak ada yang beribadah jadinya," papar Yana.

Yana bercerita, menjelang malam, ketinggian air semkin naik hingga separuh pintu rumahnya. Sungguh kekhawatiran hebat menyelimuti keluarga hati Yana ketika itu.

"Senin (22/11/2021) pukul 01.00 dini hari masih belum surut, alhamdulullah jam 3.00 an surut airnya," jelas Yana.

Bersama Juli (42) warga Tualang rekan Yana saat berkunjng ke rumahnya bercerita duka selama banjir melanda rumahnya.

"Banjir ini lebih parah dari sebelumnya, apapun dah nggak ada, beras dan lainnya basah semuanya, uangpun apa adanya," keluhnya.

Bersama korban lainnya, mereka berharap pemerintah dapat melakukan respon cepat atas bencana itu.

"Saat ini, bantuan pangan cepat saji siap makan sangat diperlukan, hanya untuk bertahan makan sembari menata," harap mereka.