LHOKSEUMAWE – Prajurit TNI dari Kodim 0102 Pidie selalu mengingatkan warga agar tidak membakar hutan, karena akibat kebakaran akan mempengaruhi terhadap ekosistem lingkungan dan merusak siklus hidrologi. Belakangan ini, khususnya diwilayah Kabupaten Pidie sering kali terjadi kebakaran hutan, bahkan dalam beberapa hari terakhir terjadi kebakaran lahan gambut seluas 2 hektar di perbukitan puncak gampong Gle, Desa Sinedeu Kunyet, Kecamatan Padang Tijie, Kabupaten Pidie.

Komandan Rayon Militer 02 Padang Tijie Lettu Roni Saputra, ketika dikonfirmasi, Jumat (17/9/2021) membenarkan terjadi kebakaran lahan gambut.

"Ya benar terjadi kebakaran dilahan gambut, padahal pihak kita sudah berulang kali menghimbau warga masyarakat kalua membuka lahan jangan membakar, akibatnya bisa berpengaruh terhadap terdegradasi kondisi lingkungan, kesehatan masyarakat dan aspek sosial ekonomi," ungkapnya.

Pihaknya mengaku, menggunakan lapan hotspot aplikasi khusus, sehingga memudahkan untuk memantau bencana kebakaran atau titik api diwilayah Kabupaten Pidie.

"Oleh karena itu diharapkan para masyarakat penggarap agar bisa kerjasama dan mengindarkan sekecil mungkin melakukan pembakaran, karena bisa membahayakan lingkungan," tuturnya.

Dijelaskan, walau sosialisasi tentang bahaya Karhutla kerap disampaikan baik oleh Babinsa TNI dan Babinkabtimas ,tetapi angka kebakaran hutan dan  lahan masih saja tinggi. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya pemahaman masyarakat atau ketidak pedulian masyarakat.

"Perlu diketahui, kerugian dari kebakaran hutan dan lahan secara nyata berpengaruh terhadap kondisi lingkungan yakni kurangnya kualitas gambut, kemudian kesehatan manusia seperti infeksi saluran pernapasan dan mata, selanjutnya aspek sosial ekonomi seperti hilangnya mata pencarian masyarakat termasuk konflik dengan hewan disebabkan hilangnya tempat kehidupan," tegasnya.