MEDAN - Sekelompok warga dari beberapa organisasi Melayu di Medan meminta Wali Kota Medan Bobby Nasution merevisi aturan ASN menggunakan baju adat setiap hari Jumat. Bobby pun menjawab permintaan itu.

"Ya kita kan sudah... kita sama-sama ketahui Medan ini pendirinya, ulang tahun Medan juga tanggal berapa, berdasarkan apa, Guru Patimpus sebagai pendiri. Kota Medan memang di tanah Melayu, kalau etnis-etnis yang ada di Kota Medan ini semuanya saya rasa. Inilah etnis yang membentuk Kota Medan," kata Bobby di Medan, Sabtu (11/9/2021).

Bobby mengatakan Kesultanan Deli tak bisa dipisahkan dari sejarah Medan. Meski demikian, dia mengingatkan ada beragam etnis yang sudah sejak dulu hidup bersama-sama di Medan.

"Ini nggak bisa dipisahkan. Kalau dibilang Medan ini Melayu, kita di sini memang Kesultanan Deli, tapi pendiri Medan Guru Patimpus, penduduk terbesar kita di Medan ini Jawa," ucap Bobby.

Bobby mengatakan keberagaman merupakan kekuatan warga Medan sejak dulu. Dia menyebut Medan kaya akan keberagaman, termasuk urusan makanan.

"Keberagaman ini sebagai kekuatan, jangan sebagai pemecah," ucap Bobby.

Sebelumnya, sekelompok warga dari beberapa organisasi Melayu di Medan meminta Bobby merevisi aturan ASN menggunakan baju adat setiap hari Jumat. Aturan itu dinilai tidak sesuai dengan sejarah Kota Medan.

"Menurut kami yang berasal dari etnis Melayu di Kota Medan, keputusan Wali Kota tentang pakaian dinas harian khas daerah di lingkungan Pemerintah Kota Medan telah mengabaikan prinsip sejarah kelahiran Kota Medan. Di mana etnis Melayu-lah etnis tempatan di Kota Medan," kata perwakilan kelompok Melayu, Daeng Afif, saat konferensi pers di Istana Maimun, Medan, Jumat (10/9).

Dia mengatakan etnis Melayu sebagai etnis tempatan di Medan dengan berbagai bukti sejarah yang ada di Medan. Dia menyebut Istana Maimun dan Masjid Raya Al-Mashun Medan menjadi bukti kesultanan Melayu di Medan.

"Kami tidak menafikan keberagaman yang ada di Kota Medan. Namun akar sosiologis masyarakat Kota Medan, yakni etnis Melayu, dengan kebudayaan Melayu harus tetap dijaga, dilestarikan, dipelihara, dan dihormati," ujarnya.

"Meminta Wali Kota Medan untuk menetapkan busana Melayu, yakni Teluk Belanga bagi pria dan baju kurung bagi wanita bagi pegawai Pemerintah Kota Medan setiap hari Jumat," sambung Daeng Afif.

Hadir dalam konferensi pers tersebut perwakilan Ikatan Keluarga Deli, Rumah Cendekiawan Melayu Indonesia, Lembaga Konsorsium Melayu Bersatu. Ada juga dari Serikat Pekerja Anak Melayu Indonesia, Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia, Laskar Melayu Hang Tuah, Yayasan Pemuda Melayu Indonesia, dan Ikatan Masyarakat Melayu Medan Utara.

Aturan Baju Adat Tiap Jumat

Bobby menetapkan kewajiban bagi pegawai di Pemko Medan untuk menggunakan baju khas etnis yang ada di Medan saat bekerja pada hari Jumat. Kewajiban tersebut tertuang dalam Keputusan Wali Kota Medan Nomor 025/02.K/VIII/2021.

"Di hari Jumat kita minta seluruh jajaran di Pemko Medan agar bisa menggunakan pakaian adat berbagai etnis yang ada di Kota Medan, kalau misalnya memakai sesuai dengan etnisnya silakan. Namun, khususnya eselon II, saya minta itu bukan hanya etnis yang dia miliki, namun seluruh etnis di Kota Medan, kalau bisa ganti-ganti," kata Bobby kepada wartawan, Jumat (3/9).*