MEDAN - Tingkat kunjungan wisatawan di Karo belum menunjukkan angka peningkatan di masa pandemi Covid-19 ini. Karenanya, di tengah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dimanfaatkan pelaku industri pariwisata untuk berbenah.

"Untuk tingkat hunian hotel pasti menurun dengan adanya PPKM ini, membuat wisatawan takut datang, karena kena sekat," ujar Dickson Pelawi, pemerhati pariwisata Kabupaten Karo, Sabtu (28/8/2021).

Dickson Pelawi menyebutkan pandemi Covid-19 berimbas pada anjloknya tingkat hunian hotel maupun penginapan di Karo. Bahkan dengan kebijakan PPKM, wisatawan juga masih ragu untuk berkunjung ke Karo, karena adanya penyekatan-penyekatan jalan.

Sehingga sebut mantan Ketua PHRI Karo ini,
dari sekira 30 hingga 50 hotel berbintang dan penginapan, beberapa diantaranya mengaku memanfaatkan momen ini menjadi peluang memperbaiki penginapannya, sarana-sarana untuk menunjang pariwisata di masa berikutnya.

Hal tersebut seperti melakukan pengecatan, penyemprotan disinfektan dan renovasi-renovasi kecil. "Ini dilakukan, agar tidak terlalu fokus dengan permasalahan Covid ini," ujarnya.

Memang lanjutnya, disisi lain, ada beberapa tempat ngopi, tempat nongkrong di Berastagi yang tumbuh sehingga menambah semarak kesiapan menyambut wisatawan usai PPKM, ujarnya.

Bahkan sambungnya, beberapa kafe juga sudah mendaftar untuk mendapatkan sertifikat CHSE, sebuah standar yang diberikan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berbasis Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) untuk para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.

Para pelaku usaha lanjutnya, sudah mengikuti aturan sesuai keinginan pemerintah tentang kebersihan, kesehatan, keamanan. Karenanya diharapkan pemerintah juga memberikan perhatian dan dukungan yang meyakinkan dengan membuat regulasi yang mendukung pariwisata.

Selain itu juga tambahnya, semangat generasi-generasi muda membuat style yang kemungkinan menjadi market baru pariwisata nusantara. "Artinya mereka membuat seperti lampu taman, inilah yang dilakukan masyarakat milenial yang ada di Kabupaten Karo," ujar Dickson yang memiliki usaha pariwisata di Tongging, Kabupaten Karo.

Hingga saat ini sambungnya, kunjungan wisatawan masih jauh di bawah 80% dibandingkan sebelum Covid-19. Namun ada tim work yang tetap mencoba berinovasi.

"Seperti kemarin, meski tidak ada wisatawan mereka mencoba menerbangkan paralayang di angkasa. Teknik-teknik promosi tetap dilakukan," ujarnya dan berinisiatif untuk tetap berkreasi menata tempat usahanya.