MEDAN - Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) meluncurkan antologi pantun kearifan lokal (kelok) negara serumpun yang meliputi Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, dan Singapura. Mengawali sambutannya, Rektor UISU, DR Yanhar Jamaluddin MAP menyampaikan, tiap sungai ada keloknya, tiap jalan ada beloknya, tiap bangsa ada toloknya dan tiap suku ada eloknya.

"Universitas Islam Sumatera Utara kini tampil di depan sebagai institusi pendidikan tentu ingin membuat maju peradaban, agar bangsa tak ketinggalan. Kearifal lokal adalah peradaban bangsa yang diwarisi dan diwariskan. Dengan mengangkat kearifan lokal melalui pantun kelok ini, UISU bertujuan turut melestarikan budaya bangsa kepada generasi milenial yang saat ini hampir tidak tahu dan tidak peduli dengan budaya bangsa sendiri," ujar Rektor dalam video youtube yang dikutip.

Dengan mengumpulkan pantun kearifan lokal dari negara serumpun disertai narasi dan gambar kearifan lokal tersebut, apalagi dilengkapi dengan videonya, maka ini menjadi data budaya bangsa yang boleh dirangkum menjadi naskah akademik bidang sejarah, sastra dan antropologi sosial.

"UISU yakin melalui pantun kelok ini dapat dijadikan sebagai penelitian mahasiswa dan dosen dan juga masyarakat untuk bidang sastra dan sejarah," ungkapnya.

Untuk mengatarkan pantun kelok ini, peserta dapat mendaftar terlebih dahulu, login dan kirim karyanya melalui website www.pantun-kelok.com yang diciptakan UISU.

Sosialisasi penggunaan website akan dilakukan bagi peserta yang mengalami kendala dalam menggunakan website tersebut.

Sementara itu, pemilik Klinik Pantun Nusantara, dr Umar Zein menjelaskan, pantun kelok Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), bekerja sama dengan Balai Pantun Singapura dan Klinik Pantun Nusantara. Dalam waktu dekat ini, akan dilakukan launching bersama perwakilan tiap negara melalui zoom meeting.

"Kita juga mengajak para pemantun dan penyuka pantun agar mengirimkan 1— 3 bait/rangkap pantun 4 baris/kerat," ujar Umar, Kamis (19/8/2021).

Syaratnya, sambung Umar, terbuka bagi warga negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand

"Daftar atau registrasi dapat dilakukan di www.pantun-kelok.com. Kemudian login dan kirim pantun berisi kearifan lokal daerah (budaya, alam, falsafah hidup, tunjuk ajar setempat)," jelasnya.

Syarat lainnya, sebut Umar, pantun harus memiliki rima tengah dan rima akhir ab-ab. Pantun yang dikirim akan diedit bersama editor/kurator bila belum memenuhi syarat (Kecuali Pantun Klasik Daerah).

"Masa pengiriman dimulau 4 Agustus — 30 September 2021. Pengumuman hasil kurasi pada 15 Oktober 2021," tandasnya.

Untuk kontak person, dapat menghubungi pemilik Balai Pantun Singapura CG Karmin Abbas (WA + 6587991437) Umar Zein (WA +62362496978) dan M. Raudah Jambak (WA +6281223212875). Peserta yang mengirim pantun, tidak dikutip bayaran.