KARO - Masyarakat Kabanjahe kesulitan mendapatkan obat-obatan antivirus sebagaimana release Kementerian Kesehatan yang mengeluarkan jenis obat-obatan antivirus Covid-19. Diantaranya Azitromisin, Oseltamivir, Fapiviravir, dan remdesivir. Melalui laman resmi Pemerintah Kabupaten Karo, saat ini tercatat per tanggal 24 Juli 2021 ada 35 orang terkonfirmasi Positif Covid-19 sedangkan yang meninggal 2 orang dan sembuh 8 orang. Hal itu menambah total terkonfirmasi di Karo sebanyak 1.333 orang dengan kasus aktif 233, meninggal 129, dan yang sembuh 971 orang.

NS (27) selaku masyarakat yang saat ini sedang melakukan isolasi mandiri di rumahnya mengaku kesulitan mendapatkan obat antivirus yang direkomendasikan pemerintah di berbagai apotek di Kabanjahe.

"Tadi malam ke Kimia farma, tapi obat-obatan yang direkomendasikan untuk antivirus kosong," katanya saat dikonfirmasi via whatsapp, Minggu(25/7/2021).

Ia juga mengaku kesal, karena setelah orangtuanya dinyatakan positif Covid dan berkonsultasi dengan dokter di salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Karo, resep obat-obatan yang diberikan dokter, justru tidak tersedia di rumah sakit.

"Kecewa juga, karena resepnya sudah bayar, tapi disuruh beli di luar, tapi obatnya di mana pun gak ada," ujarnya kesal.

Saat Tim www.gosumut.com mencoba menelusuri di berbagai apotek di Kabanjahe, obat-obatan tersebut kosong, adapun yang tersedia hanya multivitamin dan zinc yang juga disarankan sebagai obat terapi Covid-19.

Seorang pegawai apotek yang tidak mau disebutkan namanya mengaku, obat-obatan rekomendasi pemerintah tersebut tidak pernah tersedia, bahkan dari distributor produk farmasi tidak pernah ada.

"Kalau yang abang bilang tadi itu semua belum ada di sini, bahkan dari distributornya," jelasnya.

Hal tersebut dikuatkan oleh keterangan Jaka seorang salesman distributor produk farmasi di Kota Medan. Dia mengaku obat-obatan terapi Covid-19 saat ini sangat-sangat langka untuk didapati di berbagai apotek dan toko obat. Ia sendiri tidak mengetahui persis apa penyebab antivirus dan obat terapi Covid menjadi langka.

"Bahkan di Medan saja sudah tidak ada lagi, kami sebagai distributor juga kesulitan untuk mendapatkan obat itu," terangnya via telepon.

Bahkan beberapa merek susu yang dipercaya masyarakat untuk terapi covid juga kosong diberbagai kedai, minimarket, dan toko-toko di Kabanjahe.

Masyarakat pun berharap agar pemerintah terkhusus Dinas Kesehatan Kabupaten Karo cepat menyelesaikan persoalan ini, terlebih lagi kabupaten yang dikenal dengan sebutan 'Bumi Turang' saat ini merupakan zona merah penyebaran Covid-19.