MEDAN - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi bercerita soal banyaknya pihak yang menuntut agar sekolah di Sumut menggelar belajar tatap muka saat pandemi Corona. Edy menegaskan dirinya belum mengizinkan. Hal itu disampaikannya saat rapat penanganan pandemi Corona di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubsu, Medan. Edy menyebut orang yang menuntut sekolah dibuka tak paham kesehatan.

"Menuntut semua orang, buka sekolah, buka sekolah, yang disambut orang-orang ekonomi, yang disambut orang-orang yang tak mengerti tentang kesehatan," ucapnya saat rapat, Jumat (9/7/2021).

Dia mengatakan keputusan terkait dibuka atau tidaknya sekolah untuk belajar tatap muka tergantung penilaian dari ahli kesehatan. Edy mengatakan anak-anak rentan terinfeksi virus Corona.

"40 persen itu angkutan kota tak ada penumpang karena sekolah ditutup. Itu bidang ekonomi. Tapi kalau orang kesehatan, satu kena anak itu, bisa kena semuanya," ucapnya.

Edy mengatakan tetap melarang sekolah tatap muka digelar saat pandemi Corona. Dia mengatakan akan mengambil keputusan meski jabatannya yang jadi taruhan.

"Saya akan putuskan dengan segala risiko jabatan saya, yang penting tepat sasaran. Kalau ahli kesehatan masih ngomong jangan buka, (maka) jangan buka," jelasnya.

Sebelumnya, Pemprov Sumut juga sudah memutuskan untuk menunda dilakukannya sekolah tatap muka hingga sementara waktu. Persoalan sekolah tatap muka ini akan terus dievaluasi.

"Kita memang rapat untuk keputusan tentang pembelajaran tatap muka. Dan sudah diputuskan bersama untuk Sumatera Utara seluruhnya untuk kabupaten/kota sepakat kita untuk PTM ini ditunda," kata Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekhshah (Ijeck) di Medan, Rabu (30/6).

Ijeck menyampaikan penundaan ini dari jadwal pembelajaran tatap muka yang sudah ditentukan pemerintah pusat. Penundaan dilakukan karena pandemi virus Corona atau Covid-19 belum berakhir.

"Penundaan dari jadwal yang sudah ditentukan pemerintah pusat tanggal 12 Juli 2021," ucapnya.*