JAKARTA  - Fenomena rumah-rumah mewah di Jakarta diobral para orang kaya pemiliknya  terjadi sejak 2020 lalu, bahkan jelang akhir 2019. Pemicunya mulai turunnya permintaan dari para ekspatriat di Indonesia yang tak lagi banyak menyewa. Selain itu, pandemi Covid-19 berkepanjangan membuat kebutuhan akan uang tunai jadi prioritas. Menurut pengakuan broker, rumah elite yang diobral umumnya milik para investor yang selama ini menjadikan aset investasi, pandemi mengubah segalanya.

Beberapa kawasan elit seperti Menteng, Pondok Indah hingga Kelapa Gading tengah dipenuhi oleh rumah yang ingin dijual oleh pemiliknya. Ternyata, fenomena ini sudah berlangsung lama.

Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) DKI Jakarta Clement Francis mengungkapkan bahwa kondisi ini erat kaitannya dengan kondisi pemilik. Memang kondisinya beragam, namun tidak sedikit yang keuangannya terganggu hingga akhirnya harus menjual rumah.

"Dengan kondisi saat ini banyak sekali pengusaha-pengusaha atau berbagai kebutuhan bahwa mereka mau jual properti mereka. Kenapa? mungkin ada beberapa yang buat usahanya atau keperluan yang lain. Kondisi saat ini kita rasakan sejak pertengahan 2020," kata Clement Francis kepada CNBC Indonesia.

Pertengahan 2020 merupakan momen dimana pandemi Covid-19 mulai menyerang secara sporadis di Indonesia, angka kasus memang tidak setinggi saat ini, namun banyak pemilik aset yang kaget dengan keadaan hingga harus menjual propertinya. Penurunannya bahkan ada yang sampai 50%. Namun, Clement mengatakan tidak semua aset mengalami anjlok seperti itu.

"Liat dari teman-teman, ada beberapa yang turun 50% dari 2019, jadi dari 2019 ada beberapa properti yang turun dan penurunan harga tergantung pemilik dan kebutuhan pemilik properti itu, makanya mau jual cepat. Penurunannya kalau kita lihat dari 5%-10%. Ada yang sampai 50%, itu paling 1-2 rumah saja, ngga bisa wakilin semua," sebutnya.

CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda menjelaskan fenomena penjualan rumah mewah sudah terjadi semenjak semester kedua tahun 2020 lalu. Hal ini membuat harga rumah mewah semakin menurun di beberapa titik. khususnya di kawasan Pondok Indah, Kelapa Gadung dan Pluit.

"Koreksi harga bisa mencapai 50% di beberapa titik, tapi tidak menyeluruh. Kalau sampai menyeluruh pasar properti bisa crash," kata Ali.

Menuru Ali masuk pada tahun 2021 kondisi sudah mulai mereda. Tapi dengan adanya penerapan PPKM Darurat dan optimisme pemulihan ekonomi yang semakin menurun membuat koreksi terjadi kembali. Membuat adanya potensi koreksi harga kembali pada kuartal 3 nanti.

"Pola pasar sangat tidak stabil, harga properti yang sudah terlalu tinggi over value akan terkoreksi tinggi. Di sisi lain ini akan membuat harga lebih realistis," jelasnya.*