JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menargetkan pembangunan Jembatan Aek Tano Ponggol di Sumatera Utara (Sumut) rampung pada 2022.

Ia mengatakan jembatan sepanjang 294 meter yang akan menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Samosir itu dibangun untuk mendukung Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Prioritas.

Pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN juga direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.

Prinsipnya adalah merubah wajah kawasan dilakukan dengan cepat, terpadu, dan memberikan dampak bagi ekonomi lokal dan nasional," ujar Basuki dikutip dari Antara, Selasa (22/6).

Danau Toba sendiri telah ditetapkan sebagai 5 KSPN Prioritas bersama Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dikembangkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara Selamat Rasidi mengatakan jembatan Tano Ponggol akan menjadi satu-satunya akses darat untuk menuju Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba.

Saat konstruksi masih pada tahap pemasangan bor pile dan tiang pancang pekerjaan pondasi jembatan.

"Harapannya keberadaan jembatan ini yang dihiasi ornamen Dalihan Na Tolu yang merupakan filosofi suku Batak dapat menambah daya tarik kemudian meningkatkan jumlah wisatawan yang hadir dan juga kepada kesejahteraan masyarakat," kata Rasidi.

Jembatan Aek Tano Ponggol nantinya terbagi menjadi jembatan utama sepanjang 179 meter dan jembatan pendekat 155 meter. Jembatan utama akan terdiri dari 3 bentang, dengan bentang utamanya sepanjang 99 meter dan menggunakan struktur utama berupa box girder. Sedangkan untuk jembatan pendekat juga terdiri dari 3 bentang dengan struktur utama pre stressed I girder.

Pembangunan jembatan Aek Tano Ponggol nantinya akan mengantikan fungsi jembatan yang sudah ada saat ini (eksisting) dengan panjang 16 meter.

Konstruksinya dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2020-2022 senilai Rp157 miliar.

Selain pembangunan jembatan tersebut telah dilakukan pula Pekerjaan pelebaran alur Tano Ponggol oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) dari 25 meter menjadi 80 m sepanjang 1,2 Km sehingga dapat dilewati oleh kapal pesiar.

Rasidi mengungkapkan, saat ini masih terdapat sejumlah lahan yang belum berhasil dibebaskan, yakni 31 persen. Kendala lain yang dihadapi di lapangan berupa utilitas yang belum dipindahkan. "Masih ada masalah utilitas yaitu utilitas PLN dan PDAM yang berada di daerah alur lahan juga belum di relokasi," tandasnya.*