TOBA - Sebanyak 6 aliansi Serikat Buruh/Serikat Pekerja se Kabupaten Toba beraudensi kepada Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Toba, Rabu (16/6/2021).

Kehadiran mereka guna meminta perlindungan serta kejelasan sikap dukungan pemerintah sekaitan nasib mereka para buruh/pekerja pabrik PT.TPL,Tbk sekaitan dengan maraknya isu isu yang berkembang dimasyarakat mengatakan "Tutup TPL" dari beberapa kalangan dan Kelompok tertentu di masyarakat.

Ketua Aliansi Serikat Buruh/Serikat Pekerja se Kabupaten Toba (Ketua umum DPD Serikat Buruh Independent/SBI Kabupaten Toba) Berlin Marpaung dalam keterangan persnya mengatakan, mengenai permasalahan antara PT.TPL dengan warga Desa Natumikka, pihaknya mempercayakan proses penyelesaiannya kepada aparat penegak hukum untuk memprosesnya sesuai aturan hukum dan undang undang yang berlaku.

"Kalau ada ditemukan kesalahan pelanggaran sesuai amanah undang undang yang dilakukan perusahaan ataupun karyawan, silakan ditindak. Kalau tidak terbukti, kami mendesak aparat penegak hukum untuk menindak tegas oknum pelaku pembuat dan penyebar isu, serta pelaku tindak kekerasan yang mengakibatkan kerusuhan di Natumingka," tegas Berlin.

Ketua PK KSBSI PT.TPL, Tbk, Pangeran Marpaung mewakili 6 organisasi buruh kepada Gosumut.com mengatakan, aspirasi yang mereka sampaikan kepada Pemkab Toba menyikapi maraknya informasi dan provokasi dari sekelompok orang yang meminta pemerintah untuk mencabut izin HTI serta menutup industri PT.TPL,Tbk pasca terjadinya kisruh di HTI PT.TPL sektor Habinsaran dengan masyarakat Natumingka, karena mereka yang bekerja di PT.RPL adalah bangso Batak.

"Kami menolak segala upaya yang dilakukan oleh sekelompok orang yang menginginkan penutupan industri tanpa didasari adanya pembuktian pelanggaran hukum, menolak tuduhan PT.TPL/pekerja/buruh PT.TPL melakukan penganiayaan terhadap masyarakat Natumingka," ini ungkapan sebagai bagian dari Bangso Batak.ujar Pangeran..

Pihaknya juga menolak segala upaya yang memprovokasi masyarakat dan menginginkan adanya kisruh di kawasan Danau Toba.

"Kami para buruh/pekerja perusahaan siap bergandengan tangan dengan masyarakat sekitar tempat kami bekerja di PT.TPL,Tbk," sebutnya.

Sekretaris PK SBSI 92 PT.TPL,Tbk Marcopolo Manik mengatakan, untuk sekelompok orang yang menamakan diri Bangso Batak yang menggiring opini "Tutup TPL", mereka yang bekerja di PT.TPL 80% bangso Batak.

"Jadi Bangso Batak mana yang mereka perjuangkan, pakah mereka juga memikirkan nasib buruh bangso Batak yang bekerja di PT.TPL itu," tanya dia.

Ditegaskan Marcopolo, mereka berharap kepada pihak pemerintah dan penegak hukum agar secepatnya menindaklanjuti hal ini supaya opini ini tidak berkembang liar terus dan menjadi opini buruk di masyarakat.

"Opini tutup TPL ini oleh pemerintah dan aparat terkait bisa secepatnya diselesaikan, karena hal ini menyangkut hidup orang banyak dan kenyamanan investor dalam upaya menanamkan modalnya secara nasional," tegas Marcopolo.

Sementara itu, Bupati Toba Poltak Sitorus kepada wartawan mengaku, Pemerintah Toba tetap komit melindungi seluruh masyarakatnya dari berbagai kalangan.

"Terkait persoalan yang dihadapi oleh para Buruh/Pekerja TPL dengan isu isu yang mengatakan tutup TPL, Pemerintah Kabupaten harus objektif dalam bersikap dan menilai berbagai persolan yang timbul di masyarakat. Kita tidak boleh memikirkan satu bahagian saja dengan melepas bagian yang lain karena semua adalah rakyat, kita dalam bertindak dan bersikap harus holistik demi kepentingan bersama," ungkap Poltak.

"Apa yang menjadi kekurangan TPL mari kita koreksi bukan serta merta untuk menutupnya, kalau ditutup bagaimana dengan nasib ribuan buruh/pekrja TPL. Untuk segala permasalahan yang timbul saat ini akan dimusyawarahkan secara bersama dan diselesaikan sesuai aturan hukum dan undang undang, tidak serta merta langsung bertindak yang nantinya bisa berakibat fatal bagi semua," tambahnya.