SIANTAR - Sejumlah para mahasiswa menggelar aksi penolakan atas masih beroprasinya PT Toba Pulp Lestari (TPL) di tanah batak. Aksi tersebut dilakukan didepan Universitas Simalungun yang terletak di Jalan SM Raja, Kecamatan Siantar Martoba, Sabtu (5/6/2021). Dalam aksinya, puluhan mahasiswa meyetop truk berwarna hijau bermuatan kayu yang diduga milik PT TPL saat hendak melintasi jalan SM Raja. Bahkan mereka juga menaiki truk tersebut secara beramai-ramai sembari mengibarkan bendera berwarna khas batak. 

Tidak hanya itu, aksi tersebut juga diiringi dengan lirik lagu "Palao TPL" yang dinyanyikan Arif Girsang, selaku pemandu musik dalam aksi penolakan PT TPL. 

Koordinator aksi Dofaset Hutaean dalam aksinya mengatakan, selama 30 tahun berdiri PT TPL telah mengakibatkan kerusakan alam, penebangan hutan yang masif dan mengakibatkan berkurangnya keseimbangan alam. 

"Selain itu juga, TPL telah memberikan dampak negatif kepada masyarakat yang berdekatan dengan konsesi PT TPL di Porsea, Kabupaten Toba. Seperti tindakan intimidasi dan kriminalisasi masyarakat," ucap Dofasef dalam unjuk rasanya. 

Lebih lanjut dikatakannya, batak yang merupakan sabagai kelompok masyarakat adat telah lama hidup berdampingan dengan alam dan menghasilkan kebudayaan melalui interaksinya dengan alam.