TOBA - Pasca kecelakaan KMP Ihan Batak di dermaga pelabuhan Ambarita Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir, yang menelan satu korban jiwa, Senin (31/5/2021), menimbulkan tanda tanya dan pergunjingan.

Pasalnya, pembangunan kapal KMP Ihan Batak yang dikerjakan dalam kurun waktu 2 tahun tersebut dengan sumber dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2017 dan 2018 menelan biaya sebesar Rp. 32.045.805.000.

Sebelumnya pembangunan dikerjakan PT Dok Bahari Nusantara di Desa Parparean II Kecamatan Porsea Kabupaten Toba dengan kapasitas penumpang 280 orang, kendaraan campuran sebanyak 32 unit, serta ABK 10 orang, dengan operator PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) cabang Sibolga.

Selesai dibangun oleh PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan atau ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengumumkan KMP Ihan Batak resmi mulai beroperasi menjalankan misinya berlayar mengarungi kawasan perairan Danau Toba untuk memberikan jasa layanan penyeberangan dari Kabupaten Toba menuju - Kabupaten Samosir (PP) mulai semenjak 02 Maret 2019 setelah 2 tahun masa pembangunannya.

Namun, ternyata dengan anggaran sebesar Rp 32.045.805.000 bukan menjadi jaminan akan mutu dan kualitas pembangunannya ini diragukan warga akibat peristiwa terlepasnya rampdoor dari movable brige yang mengakibatkan rantai ramdoor terputus dan menelan korban jiwa.

Sejumlah warga dan pemerhati pembangunan kawasan pariwisata Danau Toba di Ajibata Kabupaten Toba mensinyalir pelaksanaan pembangunan KMP Ihan Batak ini terjadi korupsi. Sebab baru beberapa tahun beroperasi rantai ramdoor bisa putus begitu cepatnya.

Hal ini disampaikan seorang warga asal Medan B Simbolon (45), yang memilih jasa angkutan KMP Fery Tao Toba, sekitar 1 Km dari Dermaga Ihan Batak, Ajibata Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba, setelah mengetahui KMP Ihan Batak mengalami kecelakaan di Dermaga Fery Ambarita Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Senin (31/5/2021).

Dia mengaku heran, hanya dengan tiupan angin rantai Ramdoor kapal bisa putus. Apalagi, usianya baru beberapa tahun, belum sampai puluhan tahun.

"Ini sangat janggal dan sangat perlu pihak penegak hukum atau KPK melakukan penyelidikan akan penggunaan anggaran pembangunan KMP Ihan Batak yang menelan anggaran dana 2 tahun anggaran dengan besaran puluhan milliar rupiah," tegas Simbolon.

Akibat dari kejadian tersebut, layanan penumpang dari Pelabuhan Ajibata khusus untuk layanan feri IHAM BATAK, KMP Porapora, KMP Kaldera dihentikan sementara.

Hal senada juga diungkapkan Jefri Siahaan Ketua DPC Pospera Kabupaten Toba. Dia juga mempertanyakan kualitas pembangunan kapal penyeberangan KMP Ihan Batak yang baru beberapa tahun beroperasi rantai ramdoornya putus.

Sebelumnya, KMP Ihan Batak mengalami kecelakaan di dermaga pelabuhan Ambarita Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir, Senin (31/5/2021).

Koordinator Satuan Pelabuhan (Korsatpel) Danau Toba Rijaya, kecelakaan tersebut terjadi saat angin bertiup kencang sembari berputar secara tiba-tiba. Sehingga mengakibatkan kapal maju mundur di dermaga dan mengakibatkan tali tross kapal putus disaat mobil (korban,red) sedang berjalan hendak keluar dari dalam kapal menuju dermaga.

Disaat kapal mengalami mundur akibat terjangan angin, rampdoor terlepas dari movable brige sehingga mengakibatkan rantai ramdoor terputus.

Dalam kejadian tersebut mengakibatkan 1 unit mini bus jenis Avanza warna Hitam BK 1421 QP yang ditumpangi Hj Farida (72), H Zulkarnaen Tanjung (76), Neiny Safrina (33) dan Desy Marizdayani (32) terjatuh kedalam Danau. Peristiwa ini menyebabkan 1 orang korban, Desy Marizdayani meninggal dunia.