DELI SERDANG - PT Kimia Farma Diagnostik buka suara terkait dugaan tes antigen dengan alat bekas di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut). Kimia Farma menyatakan bakal memberi sanksi tegas terhadap karyawan tersebut.

"Terkait kasus yang ada, pada dasarnya kami mendukung dan men-support penuh proses pemeriksaan dan penyidikan yang dilakukan oleh kepolisian terkait dugaan penggunaan bahan medis habis pakai secara ulang," kata Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostik Adil Bulqini kepada wartawan di kantor Angkasa Pura, Kualanamu, Rabu (28/4/2021).

Adil menyebutkan sejauh ini pihaknya melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan SOP. Lalu, jika hal tersebut benar terjadi, bisa dipastikan bertentangan dengan prinsip yang mereka ikuti selama ini.

"Kemudian apabila itu terjadi, itu jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip atau SOP yang kami junjung tinggi selama ini. Jadi PT Kimia Farma Diagnostik merupakan laboratorium klinik yang sudah sertifikasi. Jadi yang namanya SOP sudah menjadi budaya kami dan setiap pemeriksaan ada SOP-nya," ujar Adil.

"Jelas bahwa pemakaian ulang dari bahan habis pakai itu tidak tercantum dalam SOP atau bertentangan dengan SOP," sebut Adil.

Adil menegaskan bahwa pengadaan reagensia atau kit rapid test tersebut dilakukan secara terpusat di kantor pusar di Jakarta. Termasuk, sudah menentukan supplier-nya serta barangnya pun sudah lolos uji komparasi. Jadi, kata Adil, kalau dilakukan daur ulang, itu murni inisiatif dari oknum karyawannya.

"Jadi dugaan penggunaan daur ulang, kalaupun itu terjadi, itu murni inisiatif oknum karyawan kami karena kami sudah sampaikan tadi bahwa sudah ada SOP yang tidak menolerir adanya penggunaan bahan medis ini secara berulang. Apabila terbukti benar adanya itu adalah perbuatan oknum karyawan kami dan kami akan berikan tindakan tegas dan sanksi yang berat sesuai dengan ketentuan yang berlaku," sebut Adil.

Adil menuturkan sejauh ini ada tujuh orang pekerjanya diamankan di Polda Sumut. Salah satunya merupakan business manager merangkap kepala pelayanan.

"Ada tujuh orang. Satu business manager, kemudian ada analis pelaksana, kurir, serta OB," ujar Adil.

Adil menuturkan pihaknya berkomitmen memberikan pelayanan dan produk yang berkualitas kepada masyarakat. "Perlu kami tegaskan, PT Kimia Farma Diagnostik itu berkomitmen memberikan pelayanan dan produk yang berkualitas kepada masyarakat supaya masyarakat mendapat pelayanan yang baik dan memuaskan," ucap Adil.

Sebelumnya, penggerebekan tempat tes antigen di Bandara Kualanamu ini dilakukan oleh Polda Sumut pada Selasa (27/4). Lokasi itu diduga menggunakan alat rapid test antigen bekas pakai yang berulang kali dimasukkan ke hidung pasien.

"Iya itu dugaan-dugaan ke arah situ semuanya didalami oleh penyidik. Makanya nanti penyidik secara komprehensif pendalaman baru nanti disampaikan," ujar Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi di Polda Sumut, Medan.

Peralatan bekas itu diduga berupa alat yang dimasukkan ke hidung. Alat itu diduga dicuci atau dibersihkan lagi setelah dipakai untuk digunakan ke pasien berikutnya.

Polisi pun mengamankan sejumlah petugas laboratorium serta beberapa barang bukti ke Polda Sumut, antara lain ratusan alat rapid test bekas yang sudah dicuci bersih dan telah dimasukkan ke dalam kemasan serta ratusan alat pengambil sampel rapid antigen yang belum digunakan.

"Udah ada. Ada lima sampai enam orang petugas yang ada di salah satu ruangan itu yang melakukan pemeriksaan rapid test. Totalnya saya tidak tahu persis berapa, tapi beberapa sudah kita mintai keterangan," kata Hadi.