BERASTAGI - Masih ingat Walter Klaus? Ekspatriat asal Jerman yang bekerja di Singapura itu ditemukan meninggal dunia di aliran Air Terjun Dua Warna, Sibolangit pada akhir Juni 2017. Tujuh hari sebelumnya dia dinyatakan hilang saat mendaki Gunung Sibayak seorang diri dari hotelnya di kota wisata Berastagi, Tanah Karo, Sumatera Utara.

Klaus bukan satu-satunya warga asing yang ditemukan dalam keadaan meninggal setelah dinyatakan hilang sewaktu mendaki Gunung Sibayak.

Ada beberapa warga asing lainnya yang bernasib serupa dengannya sejak tahun 1980-an, meski beberapa orang yang dinyatakan hilang berhasil ditemukan.

Malah dua profesor asal Amerika yang hilang di gunung itu sejak tahun 1983 belum ditemukan sampai sekarang, begitu pula dua warga Jerman yang mendakinya di tahun 1997 silam. Keempat orang itu masih hilang di Gunung Sibayak sampai kini.

Pihak UPT Pengelolaan Tahura Bukit Barisan membuat papan kuning berwarna menyolok untuk mengenang para warga asing tersebut. Papan itu bertuliskan nama-nama mereka berikut status masing-masing setelah dinyatakan hilang saat mendaki Gunung Sibayak sejak tahun 1983, dipasang di pintu pendakian gunung itu.

Papan tersebut agaknya juga dipasang untuk mengingatkan para pendaki lokal dan asing yang selalu mengunjungi gunung ini saban akhir pekan dan musim liburan, supaya menjaga keselamatan selama melakukan pendakian di sini.

Jangan anggap sepele gunung pendiam ini, apalagi tercatat sebagai gunung api Tipe A di Indonesia sebagaimana Gunung Semeru, Merapi, Kelud, dan Gunung Bromo.

Artinya Gunung Sibayak dan gunung-gunung itu pernah mengalami letusan magmatik yang dahsyat sesudah tahun 1600. Masuk kategori gunungapi purba.

Pokoknya pandai-pandailah jaga diri di Gunung Sibayak. Gunung yang berhadap-hadapan dengan Gunung Sinabung ini penuh misteri. Makanya, empat turis asing yang hilang sejak tahun 1983 dan 1997 masih belum ditemukan sampai kini. Mereka seolah ditelan Gunung Sibayak.