ASAHAN - Roto Hendro Carito, warga Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan merupakan satu-satunya orang yang menggeluti usaha ukiran jepara di desanya. Keahlian mengukir kayu, ia peroleh sewaktu masih menjadi pegawai perusahaan mebel di Semarang dan akhirnya sampai saat ini ia jadikan sebagai mata pencaharian utamanya.

Walaupun usianya sudah paruh baya, namun semangat untuk dapat mengembangkan usahanya cukup kuat guna menopang kehidupan keluarga.

“Boleh dibilang, pada umumnya sumber perekonomian warga Desa Batu Anam adalah dari sawit. Tetapi saya tetap menekuni kerajinan ukiran, sebab hal tersebut sesuai dengan hobi dan keterampilan yang saya miliki yang dapat saya jadikan sumber penghasilan untuk menopang kehidupan keluarga,” pungkas Roto kepada Manajer PT. Gunung Melayu, Frank SE Nadeak saat menyambangi beliau pada akhir Maret 2021 guna memberikan bantuan peralatan ukir listrik. Perusahaan ini merupakan anak usaha Asian Agri Grup

Sembari menunjukkan hasil pahatannya, Suroto bercerita bagaimana dia membutuhkan waktu yang panjang untuk memahat kayu-kayu secara perlahan dan sedikit demi sedikit dengan alat pahat manual.

“Di usia saya yang sudah lebih dari paruh baya ini, tenaga pun sudah jauh berkurang. Maka ketika bapak datang memberikan bantuan alat ukir listrik ini, saya sangat berterima kasih. Bantuan ini sangat berarti bagi saya, karena akan meringankan kerja saya sekaligus mempercepat proses pengerjaan suatu ukiran. Selama ini untuk mengerjakan ukiran sebuah lemari dengan alat manual saya membutuhkan waktu 3 bulan. Namun dengan alat ukir listrik ini saya hanya butuh waktu sekitar satu setengah bulan saja. Sehingga kedepan akan lebih banyak ukiran yang bisa saya hasilkan,” ujar Roto.

Menurut Roto, selama ini penghasilannya di kisaran Rp 1,5 – 2 jt per bulan, dengan adanya alat ini, ia berharap dapat mengantongi Rp 3-4 jt per bulan.

“Saya berdoa kiranya perusahaan dapat terus maju dan berkembang, dan tetap memberikan perhatian bagi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) seperti saya untuk bisa berkembang, khususnya membantu mempromosikan
mebel-mebel hasil ukiran saya. Sehingga kalau biasanya penghasilan saya di kisaran Rp1,5-2jt perbulan maka dengan alat ini semoga bisa mencapai Rp 3-4 jt perbulan,” ujar ayah satu anak tersebut.

Manajer PT Gunung Melayu juga menyatakan harapannya agar lebih banyak lagi ragam UMKM yang dapat dikembangkan oleh warga desa.

“Identiknya, kerajinan ukiran jepara ini adanya di Pulau Jawa. Maka ketika ada kerajinan ukiran seperti ini ditekuni oleh salah seorang warga desa Batu Anam, hal ini menjadi hal yang menarik untuk dapat kita dukung sebagai salah satu ragam bentuk UMKM yang ada di sekitar perusahaan. Harapan kita agar lebih banyak lagi ragam UMKM yang dapat dikembangkan oleh warga desa untuk mengangkat perekonomian desa,” ujar Nadeak didampingi Koordinator CSR Asian Agri Wilayah Sumatera Utara, Aris Yuneidi dan Humas PT Gunung Melayu , Agus Salim.

Menurut Aris Yuneidi, bantuan yang di berikan kepada Pak Roto adalah bantuan alat ukir listrik yang terdiri dari gerinda, router, ketam dan mesin bor.

“Adapun bantuan yang di berikan kepada Pak Roto adalah bantuan alat ukir listrik yang terdiri dari gerinda, router, ketam, mesin bor. Harapannya dengan peralatan ini dapat mempermudah dan mempercepat menghasilkan produk mebel yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan Pak Roto,” imbuh Aris.