ASAHAN - Hitungan tiga hari kedepan umat Islam akan menjalankan ibadah puasa. Dari itu tentunya hari raya Idul Fitri tak lama lagi, terhitung kurang lebih sebulan lagi.


Biasanya, selain mendapat kesempatan mendapat amal, roda ekonomi di Indonesia terkhusus di Kabupaten Asahan berputar dengan cepat.

Namun untuk tahun ini tampaknya perputaran ekonomi sangat memprihatikan. Selain susahnya mendapatkan penghasilan, masyarakat berdampingan dengan Covid19.

Berbagai keluhan dirasakan masyarakat terutama para pedagang pakaian di Pasar Inpres Kisaran yang terletak di tengah-tengah antara jalan Diponegoro, Jalan Sutomo dan Jalan dr. Sucipto.

Para pedagang tersebut sangat mengeluhkan pendapatannya, sampai-sampai di moment menjelang lebaran mereka tak berani stock barang.

Salah satu pedagang yang enggan namanya disebutkan mengaku omsetnya sangat anjlok. "Semakin lama semakin anjlok dari tahun ke tahun. Apalagi saat ini ada corona. Sedihlah bang," kata pedagang kepada www.gosumut.com, Sabtu (10/4/2021).

Selain Covid19 yang menjadi penghalang rezeki mereka, pedagang kaki lima (PK5) juga sangat berperan besar dalam turunnya omset mereka.

"Pedagang kaki lima banyak di luar gedung pajak ini bang, jadi orang banyak beli sama mereka. Selain itu banyak juga toko yang jualan pakaian serba tiga puluh lima ribu. Biasanya saat gini kami sudah stock pakaian anak-anak. Sekarang gak berani lah, kalaupun berani hanya sedikit aja," katanya lagi.

Senada dikatakan pedagang pakaian lainnya, Daniel Pejabat. Ia sangat mengeluh dengan pendapatannya. Dirinya mengaku tak bisa berbuat apa-apa dengan kondisinya.

"Omset parah dibantai corona dan pedagang kaki lima yang berada di luar pajak bang," terangnya.

Menurutnya, petugas dari pemerintah tak pernah datang ke pasar tersebut untuk mengecek kondisi dan mencari keluhan masyarakat. "Ada pun orang pemerintahan yang datang hanya ngutip uang pajak. Kami setiap bulan per pintu dikenakan seratus sepuluh ribu," jelasnya.

Warga Jalan Cendrawasih, Kelurahan Lestari, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan itu berharap agar pemerintah mau menertibkan para pedagang kaki lima, dengan menggeser pedagang ke dalam pasar inpres.

"Gedung ini masih banyak tempat yang kosong bang, di lantai dua kosong blong. Gak berpenghuni, baiknya kan pedagang kaki lima ini digeser ke dalam biar sama-sama jualan di sini. Daripada nganggur gedung ini kan sayang juga," paparnya.

Selama ini menurut pedagang yang sudah puluhan tahun berjualan di pasar inpres itu, pembeli selalu malas masuk ke dalam pasar inpres. Sebab pembeli lebih memilih ke pedagang lima karena tak perlu masuk ke gedung tersebut.

"Terkadang pembeli datang hanya numpang parkir di gedung pajak ini. Sudah gitu belanjanya sama pedagang kaki lima. Ku perhatikan malas orang itu masuk ke dalam pajak. Kalau gini kami yang merasa susah. Coba kalau Pemerintah terapkan penertiban, pedagang kaki lima harus jualan di dalam pasar inpres, mungkin cara jualannya lebih enak lagi. Selain itu, jalan kota juga tertibkan," pungkasnya mengakhiri.