JAKARTA - Pemerintah tengah membangun jalan tol Tebing Tinggi - Serbelawan yang menghubungkan Kualanamu-Parapat dan sebaliknya. Tol tersebut merupakan proyek tol menuju Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba, Sumatera Utara. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Panjaitan mengatakan tol tersebut mampu memangkas jarak tempuh Kualanamu-Parapat menjadi 1,5-2,5 jam. Sebelumnya, jarak tempuh Kualanamu-Parapat mencapai sekitar 3-4 jam.

"Kami harap pembangunan tol ini mampu mempercepat akses yang ada, demi memutar perekonomian masyarakat," ujar Luhut dikutip dari keterangan resmi, Minggu (14/2).

Ia mengatakan tol tersebut dapat meningkatkan akses pembangunan serta kesiapan Danau Toba sebagai daerah DPSP. Pembangunan tol ini, lanjutnya, juga akan meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah sekitar karena berdekatan dengan akses lalu lintas.

"Sangat membanggakan, pembangunan ini agar dilaksanakan dengan rapi, akan merubah tanah ini menjadi penuh harapan untuk dikembangkan ke depannya," katanta.

Targetnya, tol tersebut dibuka pada akhir Desember 2021. Selain menghubungkan Kualanamu-Parapat, tol tersebut juga tersambung sampai ke Pematang Siantar. Nantinya, pemerintah akan melanjutkan pembangunan jalur Parapat-Sibolga yang diperkirakan selesai pada 2024.

Luhut menuturkan pemerintah akan membangun kawasan wisata di sekitar jalan tol. Tujuannya, untuk memajukan UMKM sekitar akses tersebut.

Seperti diketahui, pemerintah tengah mengembangkan Danau Toba untuk menarik lebih banyak wisatawan baik domestik maupun asing. Luhut pernah menyebutkan ada enam konglomerat asal Indonesia yang akan berinvestasi di Danau Toba.

"Ada orang kaya Indonesia, jumlahnya enam orang. Setelah melihat, mereka sudah sepakat akan investasi di sana," katanya beberapa waktu lalu.

Selain itu, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi juga akan 'menyulap' lahan seluas 500 hektar (Ha) di kawasan Danau Toba menjadi kebun herbal nasional.

Untuk mewujudkan proyek tersebut, mereka akan bekerja sama dengan produsen obat herbal seperti Dexa Medica untuk melakukan riset di kawasan tersebut. Selain itu, pemerintah juga telah berkomunikasi dengan dua universitas ternama China, yakni Zhejiang University dan Yunnan University.