LANGKAT - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut bersama Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BB TNGL) dan Wildlife Conservation Society (WCS), membangun kandang Tiger Proof Edclousure (TPE) di beberapa titik.


Pembangunan kandang ini bertujuan untuk meminilisir terjadinya konflik satwa Harimau Sumatera dengan ternak sapi milik warga.

Salah seorang korban konflik satwa, Hendri Sembiring (31), saat ditemui Rabu (3/2/2021) mengaku, hadirnya kandang ini membuat mereka tak was was lagi.

"Di malam hari, ternak sapi merasa lebih nyaman berada di dalam kandang TPE. Selain itu kotoran ternak tidak berserakan dan mudah dipungut untuk dijadikan pupuk kandang," ujar warga Dusun Tanjung Naman, Kecamatan Bahorok itu.

Hendri menceritakan, sapi miliknya ditemukan tidak bernyawa pada 1 Mei 2020 sekitar 200 meter dari tempat peristirahatan ternak.

Sejak itu, kata Hendri, diusulkan pembuatan kandang melalui BBKSDA dan BB TNGL, sehingga pada awal Juli 2020, dibangun kandang TPE yang terbuat dari kawat duri berukuran 14 M X 15 M di lahan terbuka.

Hendri yang juga Sekretaris Desa Lau Damak menambahkan, pihaknya bersama warga saling mendukung di saat pembuatan kandang.

"Meski dua kali terlihat jejak harimau di sekitar kandang, namun tidak terjadi konflik bahkan predator terkesan hanya melintas saja," bebernya.

Terpisah, Kepala Seksi BKSDA Binjai Langkat, Herbert Aritonang mengatakan, konsep kandang TPE hanya model. "Kita berharap masyarakat peternak membuat kandang secara mandiri demi kenyamanan ternak," ajaknya.

Dia mengaku, sejak 2018 lalu, sudah 10 kandang TPE yang dibangun di beberapa titik. Namun mereka masih tetap melayani apabila ada usulan pembuatan kandang dari peternak. "Tentunya setelah berkordinasi dengan mitra," tandas Aritonang.