MEDAN - Senam memberikan manfaat yang baik bagi tubuh jika dilakukan dengan benar. Bahkan tidak jarang pula, senam tersebut, tanpa disadari bisa menjadi penawar terhadap penyakit yang diderita.

Salah satunya, senam yang dilakukan Komunitas Senam Tarik Urat & Diabetes Melitus (TU&DM) Taman A Yani yang hadir sejak enam tahun terakhir. Senam yang rutin dilakukan setiap Senin, Rabu dan Jumat sekira pukul 07.30 Wib, ini banyak dikuti kalangan lanjut usia (lansia).

Gerakannya yang mudah tanpa iringan musik ini membutuhkan waktu 60 hingga 90 menit untuk semua gerakan mulai pemasanan, gerakan inti hingga pendinginan. Gerakan senam ini melibatkan seluruh anggota tubuh serta bisa diikuti semua usia.

Inisiator Komunitas Senam Tarik Urat & Diabetes Melitus (TU&DM) Taman A Yani, Khadijah, Senin(1/2/2021) menuturkan kehadiran komunitas ini bertujuan untuk menebar kesehatan bagi setiap orang. Sebab setiap orang yang mengikuti senam ini tanpa dipungut biasa.

"Sebenarnya saya sudah 12 tahun mengikuti senam tarik urat ini. Pertama kali di Lapangan Merdeka, bersama orang-orang Tionghoa. Saya tertarik dengan senam tarik urat ini, meski tidak menggunakan musik namun manfaatnya terasa ke tubuh," ujarnya.

Khadijah berkisah, sebelum mengikuti senam tarik urat ini, dia memiliki sejumlah keluhan seperti kesulitan tidur miring, turun perut dan juga kaki sakit karena pernah jatuh. Keluhan tersebut, dia jalani tanpa pernah melakukan perawatan medis, karena khawatir divonis macem-macem. Hingga akhirnya dengan rutin mengikuti senam tarik urat. Tanpa disadari, masalah tersebut sembuh dengan sendirinya.

"Manfaatnya banyak. memang orang sepele, nggak pakai musik. Tapi orang yang punya masalah, seperti saraf ke jepit. Memang awalnya sakit, namun lama kelamaan menjadi enak. Ini banyak terasa manfaatnya karena pengalaman pribadi," urainya.

Khadijah mengaku dalam mengikuti senam tidak pernah bermain-main. Tidak heran beberapa tahun saja mengikuti latihan di Lapangan Merdeka, gurunya memberi mandat untuk mengajar, dan kemudian diutus mengajari guru senam di Taman A Yani. Hingga akhirnya terbentuk komunitas senam Tarik Urat & Diabes Melitus.

Mengikuti senam TU& DM sebutnya, jika dilakukan rutin dalam satu bulan jika gerakan yang dilakukan benar, biasanya manfaat dari senam tersebut sudah dapat dirasakan. "Semua senam bagus. Namun beda-beda manfaatnya. Untuk TU&DM ini memiliki manfaat, karena seluruh anggota tubuh bergerak," ujarnya.

Khadijah juga menyebutkan, gerakan senam TU&DM ini juga ternyata banyak digunakan untuk terapi. "Jadi anak saya yang pemain basket satu ketika melakukan terapi, dan saya heran gerakan-gerakan yang dilakuan mirip dengan yang kita lakukan. Ternyata, diterapi itu jika tidak menggunakan alat seperti angkat tangan ke atas, genggam tangan, buka tangan untuk jantung. ternyata sama kita semua sudah ada," ujarnya.

Tidak hanya itu saja, ada juga 10 macam gerakan untuk mengantisipasi struk. Ternyata gerakan itu setiap hari juga dilakukan di komunitas TU & DM. "Termasuk sekarang yang lagi viral karena pandemi untuk menambah imun, gerakan memukul dada. Ternyata ini sudah kita lakukan setiap harinya," ujarnya.

Khadijah yang mengaku senang melihat orang sehat ini, menambahkan dalam aplikasi senam tersebut juga dikemas agar anggotanya bisa bahagia dan nyaman. Karena bagi warga yang ingin bergabung dalam komunitas ini, tidak ada pemaksaan.

Terpisah, Koordinator TU&DM, Farial didampingi anggota komunitas, Rivai mengaku sudah mengikuti senam tersebut sejak awal. Banyak manfaat yang dirasakan, selain tubuh tetap bugar, juga sehat.

Selain itu, dengan mengikuti senam ini juga silaturrahmi terpupuk. karena kegiatan sekali-sekali diselingi dengan rekreasi keluar kota. "Dengan senam ini sangat bagus untuk orangtua, dan fisik tidak capek dan tidak berat," ujarnya.

Namun, di masa pandemi Covid-19 ini peserta yang rutin senam berkurang, disebabkan mungkin rasa khawatir dengan wabah tersebut. Akan tetapi aktivitas tetap berjalan normal, setelah sempat vakum beberapa bulan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, menjaga jarak.