PRADESH -- Mobil Honda Amaze yang tercebur ke kolam gara-gara sopirnya terlalu percaya kepada apligasi navigasi Google Maps. Peristiwa tersebut terjadi di wilayah Andra Pradesh, India. Sedangkan sopir yang mengendarai mobil naas itu bernama Shivaram Balajepalli.

Dikutip dari detikcom yang melansir Gaadiwadi, Senin (1/2/2021), Shivaram tak curiga dengan arahan yang diberikan aplikasi navigasi tersebut. Ia mendapatkan rute alternatif yang bisa membawanya ke titik lebih cepat, tanpa ragu Shivaram mengikuti arahan tersebut.

Google Maps ternyata mengarahkan mobil yang dikendarai Shivaram ke sebuah kolam besar, hingga akhirnya tercebur ke dalamnya.

Beruntung Shivaram berhasil menyelamatkan diri. Sedangkan mobilnya baru bisa dievakuasi setelah satu unit truk derek datang.

Dari foto yang disertakan dalam posting Facebook tampaknya ia menunjukkan bahwa Google Maps mengirim Shivaram ke jalan yang tidak beraspal. Kabar baiknya, mobil tidak mengalami kerusakan serius gara-gara waterhammer, dan setelah pemeriksaan cepat di bengkel, mobil kembali menyala.

Jangan Hanya Andalkan GPS

Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia, Sony Susmana kembali mengingatkan ketika pengemudi memasuki daerah yang masih asing atau belum mengenal rute jalan, jangan hanya mengandalkan GPS sepenuhnya.

''GPS memang penting sebagai alat pemandu selama dalam perjalanan. Tapi bukan bergantung 100%,'' ungkap Sony kepada detikcom.

Sony melanjutkan memang lebih baik bertanya kepada warga sekitar. Paling tidak mereka ini adalah orang-orang yang lebih paham daerah tersebut, Masalah tersasar juga bisa disebabkan pencitraan dari satelit yang mungkin belum di-update.

Belum lagi perihal sinyal di suatu daerah yang belum tentu mendukung untuk mengakses GPS. Hal ini juga bisa berpotensi mencari jalan lebih lama.

''Artinya ketika lingkungan, daerah memberikan tanda-tanda yang sudah tidak sesuai dengan tujuannnya, segera berhenti dan check lagi. Jangan ragu-ragu untuk bertanya,'' ujar Sony.

Tak kalah penting, rencanakan perjalanan dengan matang, khususnya hindari perjalanan di malam hari.

''Untuk daerah-daerah yang tujuannya tidak diketahui sebelumnya, hindari perjalanan malam hari, selain berpotensi sepi juga rawan kejahatan,'' ungkap Sony.

''GPS sebagai alat pemandu hanya 50%, sisanya pergunakan nalar dalam menentukan arahnya. Biasakan seperti itu untuk menghindari kesasar,'' imbuhnya.***