JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia hanya mencapai 4,02 juta orang sepanjang Januari-Desember 2020. Jumlahnya anjlok 75,03 persen dibandingkan Januari-Desember 2019 yang masih bisa mencapai 16,1 juta orang. "Tampaknya sektor pariwisata masih akan menghadapi tantangan berat selama pandemi belum terkontrol," ucap Kepala BPS Suhariyanto saat konferensi pers virtual, Senin (1/2).

Kendati begitu, ia menyatakan khusus untuk Desember 2020, kunjungan wisman ke tanah air sebenarnya meningkat 13,58 persen dari 144,5 ribu orang menjadi 164,1 ribu orang. Namun, jumlahnya merosot 88,08 persen secara tahunan dari Desember 2019 yang mencapai 1,37 juta orang.

"Wisman yang datang pada Desember ini sebagian besar masih merupakan wisman bisnis, baik yang melakukan tugas untuk misi tertentu, bukan wisman yang melakukan leisure," katanya.

Berdasarkan pintu masuk, ia menambahkan mayoritas wisman berkunjung ke Indonesia melalui jalur darat mencapai 96 ribu orang atau 59 persen dari total kunjungan. Sisanya, masuk via laut 27 persen dan udara 14 persen.

Di jalur udara, peningkatan kunjungan wisman terjadi di Bandara Ngurah Rai dan Bandara Soekarno Hatta. Sedangkan di jalur laut, yang naik hanya melalui Batam.

"Ini mereka datang bukan untuk leisure, tapi ada beberapa tamu yang datang untuk conference dan lembaga internasional," jelasnya.

Berdasarkan kebangsaan, dominasi kunjungan wisman berasal dari Timor Leste mencapai 49,4 persen. Sisanya, dari Malaysia 28,2 persen, China 4,3 persen, dan lainnya.

BPS turut mencatat Tingkat Penghunian Kamar (TPK) alias okupansi meningkat 0,65 poin dari 40,14 persen menjadi 40,79 persen pada Desember 2020. Namun, tingkatnya turun 18,6 poin secara tahunan dari 59,39 persen pada Desember 2019.

"TPK tertinggi ada di Kalimantan Timur, Lampung, dan Papua Barat. Sementara tingkat penghunian kamar yang terendah ada di Bali, Kepulauan Riau, dan Bangka Belitung," tuturnya.

Selain itu, BPS mencatat jumlah penumpang domestik transportasi udara anjlok 57,76 persen dari 76,69 juta orang pada 2019 menjadi 32,39 juta orang pada 2020.

Jumlah penumpang internasional transportasi udara bahkan lebih parah karena anjlok 80,61 persen dari 18,85 juta orang menjadi 3,66 juta orang pada periode yang sama.

"Pandemi covid yang membatasi masyarakat membuat sektor transportasi terpukul sangat dalam," ujar pria yang akrab disapa Kecuk itu.

Namun, jumlahnya masih meningkat pada Desember 2020, yaitu masing-masing naik 23,44 persen dan 30,2 persen. "Ini karena ada libur Natal dan cuti tahun baru," ucapnya.

Begitu juga dengan jumlah penumpang transportasi kereta api. Tercatat, jumlahnya turun 56,4 persen dari 426,88 juta orang pada Januari-Desember 2019 menjadi cuma 186,13 juta orang pada Januari-Desember 2020.

Tapi angkutan barang tidak turun drastis, hanya 5,19 persen dari 51,1 juta ton menjadi 48,45 juta ton.

Sementara jumlah penumpang transportasi laut turun 40,66 persen dari 23,93 juta orang menjadi 14,2 juta orang. Tapi angkutan barang justru naik 1,61 persen dari 297,77 juta ton menjadi 302,57 juta ton.