MEDAN - Menjadi seorang ibu rumah tangga (IRT), single parent yang harus membesarkan buah hatinya ternyata tidak menjadi hambatan untuk sukses. Hal ini dibuktikan Hj. Nuriandi BA yang sukses membangun sebuah universitas ternama di Kota Medan.

Berkat kegigihan dengan semangat juang 45, upayanya untuk mencerdaskan anak-anak bangsa yang dirintis sekira tahun 1994 dengan bermodalkan empat unit komputer membuahkan hasil.

Perjuangannya ini dimulai setelah suaminya meninggal dunia sekira tahun 1972 silam. Di sini, Nuriandi berjuang untuk membesarkan kelima anaknya dengan menjadi tenaga pengajar di lembaga pendidikan Indonesia Amerika. Rutinitas sebagai guru dijalaninya disini selama 16 tahun.

"Saya kan memang guru dulunya di Lembaga Indonesia Amerika, 16 tahun saya disana. Itulah, hasil dari gaji, dari situ juga membesarkan anak yang lima. Setelah ayah anak-anak meninggal tahun 1972. Saya mandiri," ujar Hj Nuriandi yang mengaku saat itu mengajar siang malam.

Ketua Pembina Yayasan Universitas Potensi Utama, yang mendapat gelar Datuk Mahasura Setia Negeri ini menuturkan, saat itu anak yang paling kecil masih berusia 1,5 tahun sedangkan yang paling besar baru 9 tahun. "Saya sendiri yang membiayai, tanpa ada pensiun. Kemudian setelah itu mendirikan kursus komputer dan bahasa Ingris di tahun 1994 dengan bermodalkan komputer empat unit dan gedungnya pun sewa," kenang pendiri dan pemilik (owner) Universitas Potensi Utama ini. 

Memang akunya, dalam mengelola lembaga pendidikan tersebut tidak mudah. Bahkan diawal memulai membuka kursus komputer dan bahasa Ingris tersebut sempat sangsi apakah sanggup mengelola usaha tersebut atau tidak. Apalagi saat itu juga sudah banyak saingan lembaga pendidikan serupa.

Namun Alhamdulillah sambung perempuan kelahiran 19 Januari 1937 ini, dari lembaga kursus tahun 1994 perlahan meningkat menjadi D1, kemudian D3 dan perguruan tinggi hingga akhirnya tujuh tahun terakhir menjadi universitas. Bahkan saat ini sudah menerima mahasiswa pasca sarjana (S-2).

Sebagai orangtua, single parent mengelola univeritas ini bukan hal mudah. Beruntung Hj, Nuriandi mendapatkan dukungan penuh dari kelima orang anaknya. Sehingga kerja keras, komitmen serta kerjasama yang baik tersebut berbuah manis. Impiannya untuk mencerdaskan anak-anak bangsa mendapat sambutan hangat di masyarakat. Hal ini terbukti, selama tujuh tahun menjadi universitas, sudah memiliki 7 ribuan mahasiswa sedangkan tenaga pengajar (dosen) 263 orang.

Belum lagi, komitmen para dosen yang mengabdi di universitas tersebut. Dalam capaian tersebut aku Hj Nuriandi, mengutarakan tips yang dilakukannya selain fokus, setiap kegiatannya juga dibarengi dengan doa, ketakwaan dan kerja keras.

Diusianya yang sudah 84 tahun, Hj Nuriandi masih tetap produktif. Banyak ide-ide yang dilahirkannya dalam mengelola universitas yang berada di Jalan KL Yos Sudarso, KM 6,5 Kecamatan Medan Deli Kota Medan tersebut.

Hj Nuriandi yang juga Ketua Harian Forum Komunikasi Alumni (FKA) ESQ dan Leadership Center 165 ini menekankan jika ingin maju, harus menjaga kebersamaan dan harus memiliki misi yang sama.

Dengan perjuangan tersebut, tidak heran jika Potensi Utama tahun ini masuk empat besar universitas terbaik di Sumatera Utara. "Jika kita lihat di youtube, kita rangking 4 untuk negeri dan swasta tahun lalu. Dari 10 universitas terbaik di Sumut, Potensi Utama berada di urutan keempat, usia kita baru tujuh tahun," ujarnya.

Dalam upaya mencerdaskan anak bangsa, Hj Nuriandi juga memberikan kemudahan bagi generasi muda yang ingin mengenyam pendidikan dengan maksimal 11 kali bayar pembayaran biaya pendidikan dan tanpa pungutan uang pembangunan. "Kalau kami, sampai saat ini masih yang paling murah dan bisa diangsur 11 kali. Ini karena saya mengharapkan supaya semua dapat merasakan pendidikan," ujarnya.

Tidak hanya sampai disitu saja, Ketua Yayasan Potensi Utama ini juga memberikan fasilitas bagi dosen-dosennya untuk melanjutkan pendidikan S-2 sampai S-3. Selain itu hingga saat ini, setidaknya ada delapan mahasiswa yang biaya pendidikannya dibantu."Saya berusaha maksimal agar makin banyak yang bisa dibantu," katanya.

Selain itu Hj Nuriandi mengaku tetap memberikan perhatian bagi para dosen di kampus tersebut, seperti pada momen-momen tertentu semisal bulan puasa dengan memberikan menu buka puasa selama satu bulan, dan qurban di momen hari raya Idul Adha. Dari perjuangannya mencerdaskan anak bangsa, Hj Nuriandi berharap usahanya ini menjadi amal jariah baginya kelak.