DELI SERDANG - Nur Ainun, seorang mahasiswi Prodi Kesejahteraan Sosial FISIP USU dengan supervisor Mia Aulina Lubis, S.Sos, M.Kesos, melaksanakan praktikum tahun 2020 dengan melakukan inovasi keterampilan kepada masyarakat dalam mengolah aneka produk kuliner dari semangka dimasa pandemi Covid-19.
Praktikum ini dilaksanakan di Kantor Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Sumatera Utara.

Kecamatan ini dijadikan sebagai tempat praktikum, karena merupakan daerah tempat tinggal praktikan. Hal ini dikarenakan adanya virus yang melanda dunia termasuk Indonesia, sehingga praktikum bisa dilakukan di daerah masing-masing.

Pandemi Covid-19 yang memasuki dan menyebar di Indonesia telah membuat banyak aktivitas tidak bisa berjalan dengan normal, termasuk banyaknya usaha-usaha rakyat yang tutup karena kebijakan pemerintah agar dapat mengurangi penyebaran virus.

Namun dengan adanya virus dan kebijakan ini, masyarakat yang mata pencahariannya hanya mengandalkan usaha keluarga saja menjadi sangat terancam karena penutupan usaha atau minimnya pembeli, dan kebanyakan yang merasakan hal tersebut adalah usaha milik rakyat menengah kebawah seperti masyarakat pedagang buah semangka di Kecamatan Pagar Merbau.

Dari hasil asesmen tersebut, Ainun membuat inovasi berupa pengolahan kulit dan daging buah semangka menjadi sela semangka, manisan kulit semangka, dan kulit semangka krispi, yang mengikutsertakan beberapa pedagang buah semangka dan ibu rumah tangga.

"Kegiatan ini dilakukan dengan pembuatan produk secara langsung, melalui sosialisasi, dan juga melalui sebuah video. Selain itu kita juga memberikan inovasi pemasaran produk olahan tersebut yang dilakukan dengan cara pemasaran lewat media sosial dan pembuatan stand kuliner khas dari semangka," ujar Ainun melalui siaran pers yang diterima redaksi, Jumat (15/1/2021).

Dia menjelaskan, jika mengonsumsi langsung buah semangka bisa membuat perut kembung dan masuk angin, namun berbeda jika buah ini diolah. Di samping bisa dimakan oleh semua orang, olahan buah yang dibeli dengan harga Rp3.500 per kilogram, ini juga bisa dijual dengan harga puluhan ribu rupiah.

"Bagus sekali ternyata semangka bisa diolah menjadi berbagai produk kuliner. Saya sangat senang dengan diolah seperti ini, saya bisa puas makan semangka, karena sebelumnya kalau saya makan semangka langsung masuk angin dan kembung," ujar Camat Pagar Merbau, Suparjo selaku pembimbing mahasiswi selama melakukan praktikum di kantor kecamatan tersebut.

Di sisi lain, seorang pedagang buah semangka, Tambunan mengaku, cara mengolah buah semangka ini cukup mudah dan sangat menguntungkan. "Karena 1 buah semangka dapat digunakan hampir seluruhnya untuk berbagai macam produk," ujar Tambunan.

Bahkan, dia mengaku, merasakan dampak yang dihasilkan dari adanya inovasi kegiatan tersebut, yaitu mempunyai skill dan keterampilan baru yang dapat dikembangkan.

"Kita berharap, masyarakat dapat memberdayakan dirinya dari skill yang didapat untuk menambah penghasilan keluarga, serta diharapkan dapat membantu meningkatkan penjualan para petani dan pedagang semangka di tengah pandemi," tambah Ainun.

Di akhir kegiatan, masyarakat mengucapkan terima kasih banyak kepada Ainun, karena telah memberikan inovasi dan skill baru kepada mereka. Masyarakat dan Camat mengaku sangat puas dan sangat menguntungkan dengan produk yang dihasilkan.