SAMOSIR - Awal Februari lalu, Pemerintah Kabupaten Samosir melalui Dinas Pertanian (Distan), sempat menjanjikan akan melakukan penarikan alat mesin pertanian (Alsintan) milik kelompok tani (Poktan) bandel yang dihibahkan, baik bersumber dari APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten. Namun sampai kini, belum ada laporan terkait keberadaan Alsintan yang tidak berfungsi dengan baik dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). "Belum ada laporan yang tidak berfungsi. Memang, dalam rapat kemarin saya sudah sampaikan, namun belum ada laporan dari PPL. Bila ada laporan, pasti akan ditindaklanjuti," kata Kepala Dinas Pertanian Samosir, Viktor Sitinjak, dihubungi GoSumut, Sabtu (12/12/2020).

"Artinya, semenjak saya di sini, rencananya seperti itu. Jadi selama alat yang diberikan ke kelompok tidak berfungsi sesuai laporan PPL atau monitoring PPL, akan kita evaluasi," sambung Viktor.

Tidak sampai disitu, Viktor menjelaskan, kalaupun ada Alsintan yang tidak berfungsi dengan baik, tidak serta merta ditarik.

"Bukan langsung ditarik, tetapi kita lakukan dulu pembinaan. Kalau mereka ada perubahan, akan kita kembalikan. Seperti di Kecamatan Palipi dan Simanindo, sudah kita lakukan itu. Kita tarik dulu alatnya, kita panggil pengurusnya. Bila ada yang bermasalah di lapangan sesuai laporan PPL," jelasnya.

Ia menambahkan, bahwa Alsintan yang dihibahkan bersumber dari APBN, APBD Provinsi, dan APBD wajib dimonitoring.

"Alsintan hibah dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten, wajib kita monitor. Memang, dari sisi aturan, alsintan itu dihibahkan. Tapi masih ada benang merahnya, istilahnya kita diwajibkan untuk monitoring," ujarnya.

Sementara itu, untuk Alsintan yang dihibahkan langsung oleh partai ke kelompok tani, tidak bisa diintervensi Dinas Pertanian.

"Cuman begini, ada memang Alsintan ini dulu sebelum saya, yang dihibahkan oleh partai tanpa melalui Dinas Pertanian. Kalau itu, kita tidak bisa intervensi. Karena mereka yang memberikan langsung," ucap Viktor.

Mengenai hasil pertanian selama tahun 2020 dan di masa pandemi, Viktor menyebut masih dalam kondisi aman.

"Hasil produksi pertanian sementara untuk tahun ini, tidak ada yang bermasalah. Dalam koridor bagus. Kondisi pertanian di masa pandemi, masih bagus. Bahkan pertanian kita andalkan sekarang dalam rangka penanggulangan Covid-19 ini. Kita prioritaskan tahun ini, untuk penanaman bawang, kentang dan jagung," tutup Viktor Sitinjak.

Berikut pernyataan Pemerintah Kabupaten Samosir melalui Dinas Pertanian terkait keberadaan Alsintan yang tidak difungsikan dengan baik oleh para Poktan:

Pemerintah Kabupaten Samosir melalui Dinas Pertanian (Distan), akan menyikapi serius keberadaan Alat-alat Mesin Pertanian (Alsintan) milik para Kelompok Tani (Koptan) yang selama ini tidak difungsikan dengan baik sesuai peruntukannya. Hal itu dipastikan terealisasi tahun ini.

"Kita sudah perintahkan Petugas Penyuluhan Lapangan (PPL), mengecek langsung. Kalau memang ada Alsintan, tidak hanya pompa, termasuk alat-alat pertanian lainnya seperti handtraktor milik kelompok tani yang tidak diberikan kepada anggotanya untuk difungsikan dengan baik, itu akan kita tarik. Akan kita bina kembali. Sepanjang mereka masih mau dibina atau arahkan, akan kita bantu. Tetapi kalau mereka berkeras, akan kita tarik. Itu harus," Ujar Kepala Dinas Pertanian Samosir, Victor Sitinjak, ditemui GoSumut.com, Selasa (4/2/2020) diruang kerjanya.

Berawal dari kurangnya ketersediaan selang air untuk membantu masyarakat petani yang lahan padinya mulai terancam gagal panen akibat cuaca buruk akhir-akhir ini di Kabupaten Samosir, Victor menyebut, ternyata banyak mesin pompa milik kelompok yang tidak difungsikan.

"Banyak sekarang yang kita temukan, pompa-pompa yang kita berikan berada dirumah. Yang pertama memang, Pemerintah itu hanya memberikan pompa. Maka sebenarnya, pipanya atau selangnya, harus menjadi kerjasama kelompok tani untuk membelinya," terang Victor.

Tindak lanjut, menyikapi keluhan warga petani padi yang ada di Desa Pardugul, dimana lahan padi milik warga mulai terancam gagal panen akibat kekeringan, dan Bupati Samosir Rapidin Simbolon sebelumnya mengatakan sudah memerintahkan Dinas Pertanian agar memfasilitasi pompa dan selang, Victor Sitinjak menyebut, sudah lakukan koordinasi dengan Kepala Desa Pardugul.

"Alasan masyarakat, ketika pompa yang ada kita perintahkan untuk difungsikan, selalu beralasan tidak ada selang. Seperti di Pardugul kemarin, lahan sudah kekeringan. Maka kita sudah koordinasi dengan Kepala Desa, mohon lah kalau ada selang milik kelompok tani yang tidak difungsikan, agar dibantu, diberikan untuk digunakan. Kalau pompa, kita siap," kata Victor.

Diakuinya, stok Dinas Pertanian untuk kebutuhan selang, saat ini tidak ada. Yang menjadi kendala, selang milik Dinas yang selama ini diberikan untuk membantu masyarakat petani, tidak pernah kembali secara utuh.

Lebih jauh mengenai kelompok tani yang dianggap bandel karena secara umum kelompok tani yang ada saat ini, ketua kelompok beranggapan bahwa Alsintan yang ada pada kelompok hanya milik pribadi, Victor menyampaikan, kedepan akan memperbaikinya secara menyeluruh.

"Kita harus kerjasama dengan desa. Jadi, setiap mereka menandatangani surat perjanjian, itu harus diketahui oleh Kepala Desa. Sehingga, desa berhak memonitor dan memastikan harus difungsikan. Maka, bila itu tidak difungsikan dengan baik, akan kita tarik. Kita alihkan kepada kelompok lain yang sangat membutuhkan. Tidak ada istilah kelompok baru atau lama. Itu berlaku untuk semua," tegas Victor.

Disebutkan, Distan Samosir, punya kewenangan untuk melakukan penarikan Alsintan milik kelompok tani yang tidak difungsikan dengan baik. Hal itu dapat dilakukan melalui surat perjanjian fakta integritas yang ditandatangani oleh Koptan penerima bantuan.

"Makanya kita bisa menarik kembali. Dari dulu katanya, itu sudah ada fakta integritas. Cuma tidak pernah dilaksanakan. Dan saya pastikan, memang rata-rata pengurus kelompok tani, seakan-akan merasa itu hanya milik dia (Ketua Koptan) sendiri," papar Viktor Sitinjak.