JAKARTA - Indeks harga konsumen China atau China's consumer price index (CPI) turun pada November lalu. Ini untuk pertama kalinya sejak Oktober 2009.

Biro Statistik Nasional China mencatat harga konsumen China menurun 0,5% dari tahun lalu. Hal itu didorong dari turunnya harga pangan di China. Harga makanan turun 2% karena harga babi turun 12,5% di bulan yang sama.

Tahun lalu harga daging babi melonjak karena minimnya pasokan daging akibat wabah demam babi Afrika.

Menurut Kepala Ekonom China di Nomura, Ting Lu penurunan harga daging babi tidak begitu berpengaruh, sebab tiga bulan terakhir pada 2019 harga daging babi tercatat melonjak tajam.

"Inflasi negatif year-on-year bukan berarti China mengalami deflasi," ujarnya, dilansir detikFinance mengutip CNBC, Kamis (10/12/2020).

Ekonom China tidak memperkirakan perubahan besar pada kebijakan moneter dari Bank Rakyat China mengakibatkan penurunan pada CPI. Dalam CPI harga yang tidak termasuk harga pangan dan energi naik 0,5% pada November dari tahun lalu.

Sedangkan harga perawatan medis naik 1,5%, sedangkan pendidikan, kegiatan yang berhubungan dengan budaya dan hiburan naik 1%.

Indeks harga produsen, yang mengukur harga barang dan jasa dari perspektif penjual, turun 1,5% pada November dari tahun lalu. Angka itu juga turun 0,6% dari angka pada Oktober lalu.

Kepala Ekonom China di Macquarie, Larry Hu memperkirakan bank sentral China akan melewati penurunan harga konsumen secara keseluruhan dan fokus pada pengurangan beberapa stimulus.

Sebelumnya, perekonomian China mengalami kontraksi pada awal tahun akibat Covid-19. Meskipun ekonomi China mulai pulih, konsumen masih berada di bawah tekanan. Harga jual rata-rata untuk rumah tangga turun 2,1% pada kuartal III-2020.