JAKARTA - Belakangan ini semakin banyak orang yang terpapar virus corona mengeluhkan anosmia atau kehilangan penciuman dan perasa.

Dikutip dari detikhealth, sebagian pasien Covid-19 mengalami hilangnya penciuman dan perasa sangat parah, bisa berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan lamanya dan disertai hilangnya nafsu makan.

Banyak ahli meyakini, bahwa kehilangan penciuman dan atau perasa disertai penurunan nafsu makan merupakan pertanda baik bagi pasien terinfeksi corona.

Laman Times of India melansir, kondisi ini bisa melindungi orang dari tanda-tanda mematikan lainnya akibat virus corona Covid-19, yaitu serangan pernapasan dan peradangan atau inflamasi.

Banyak dokter mengatakan bahwa orang yang mengalami kondisi kehilangan indra penciuman dan perasa serta orang yang mengalami gejala gastrointestinal, seperti kram dan diare mungkin hanya menderita batuk ringan akibat Covid-19.

Kehilangan penciuman dan rasa tidak hanya tidak memiliki terapi obat, tetapi itu juga berarti bahwa mereka telah melindungi diri dari serangan pernapasan parah, yang biasanya terjadi sejak minggu ke-2 infeksi Covid-19.

Menurut dokter di India, pasien dengan bentuk kondisi Covid-19 sedang hingga parah dan membutuhkan perawatan ICU jarang sekali mengalami gejala hilangnya indra penciuman dan perasa.

Artinya, gejala tersebut bisa menjadi pertanda seseorang hanya mengalami kondisi ringan akibat virus corona Covid-19.

Bagi sebagian orang, perubahan indra penciuman bisa terasa sangat menyengat. Kondisi ini bisa mengubah aroma dan rasa suatu makanan.

Seseorang mungkin tidak bisa mencium bau rempah-rempah, manisan dan makanan asam yang biasanya memiliki bau menyengat dibandingkan makanan lain. Bahkan kondisi ini bisa menurunkan nafsu makannya karena lidahnya tak bisa merasakan apapun.***