DELISERDANG - Penderita Myxoid Lippsarcoma Low Grade (Tumor Ganas) di Kabupaten Deliserdang butuh uluran tangan Pemerintah dan tangan-tangan para dermawan.
Penderita Tumor yang berprofesi sebagai pencari barang bekas dimaksud ialah Sukiran (42).

Akibat penyakit yang dideritanya tersebut, Ayah lima anak ini sejak awal Tahun 2020 tidak bisa lagi mencari nafkah untuk keluarganya.

Suami dari Sukinah ini hanya bisa terbaring di kediamannya, Jalan Bandar Labuhan Gang Bersama Dusun III, Desa Tanjungmorawa A, Kecamatan Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatra Utara (Sumut).

Ironisnya, setelah hampir setahun terbaring karena penyakitnya tersebut, belum ada sedikit pun perhatian dari Pemerintah Kabupaten Deliserdang maupun Provinisi Sumut.

“Untuk menyambung hidup keluarganya, sang istri, Sukinah saat ini menggantikan suaminya mencari barang bekas secara berkeliling,” kata Ketua Kelompok Sadar Kamtibmas (Pokdarkamtibmas) Resor Deiserdang, Edi Saputra didamping Wakil Ketua, Ponidi saat menyerahkan bantuan kepada keluarga tersebut, Rabu, (18/11/2020).

Lebih lanjut dijelaskan Ponidi, keluarga tersebut awalnya merupakan penduduk Desa Dagang Kerawang, Kecamatan Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumut dan baru pindah di tempatnya yang baru sekarang.

“Miris melihat kehidupan keluarga ini. Sang istri harus berjuang merawat suaminya dan menghidupi lima anaknya. Sementara belum ada perhatian dari Pemerintah,” jelas Ponidi.

Untuk itu, kata Ponidi, ia berharap Pemerintah memberikan bantuan kepada keluarga yang sangat membutuhkan pertolongan ini. “Keluarga ini sangat membutuhkan bantuan dari Pemerintah dan uluran tangan para dermawan. Untuk itu, secara khusus Saya mengajak dan berharap Pemerintah dan para dermawan mau menyisihkan rezekinya untuk membantu kelurga Sukiran dan Sukinah ini,” katanya memungkasi.

Sementara itu, Sukinah sendiri mengaku dari mencari barang bekas berkeliling ini ia hanya mampu membeli setengah kilogram beras. “Hanya bisa membeli beras setengah kilo saja untuk beberapa hari dan dengan lauk seadanya,” kata Sukinah sambil duduk di samping suaminya yang terbaring di tempat tidur.

Dengan mata berkaca-kaca menahan kesedihannya, Sukinah menceritakan kisah sedihnya yang harus menghidupi lima anaknya. “Anak Saya ada 5, Pak. Yang paling kecil usianya baru 10 bulan. Suamipun sudah beginilah, Pak keadaannya. Dari manalah kami bisa menafkahi anak kami, Pak. Jujur ya, Pak, Saya beli beras setengah kilonya, Pak untuk beberapa hari sanggupnya. Untuk makan kami semua, Pak. Sekiranya dengan adanya bapak-bapak adalah orang-orang yang mau membantu kami pak, biarlah Saya enggak makan asalkan anak-anak Saya makan Pak,” katanya dengan deraian air mata.