LHOKSEUMAWE - Jajaran Korem 011 Lilawangsa melakukan apel gabungan penanggulangan bencana bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Aceh Utara, Polres Lhokseumawe, Brimob, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Palang Merah Indonesia, serta dinas terkait dipusatkan di Lapangan Jenderal Sudirman Lhokseumawe, kemarin. Berdasarkan data BNPB pusat, Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia rawan bencana, pasalnya letak geografis Provinsi Aceh merupakan kawasan rawan bencana.

“Ini merupakan salah satu wujud TNI dalam membantu pemerintah, dalam hal pengecekan peralatan dan kesiapsiagaan apabila dihadapkan dengan situasi bencana alam yang sewaktu-waktu kapan saja bisa terjadi,” kata Danrem 011 Lilawangsa Kolonel Inf Sumirating Baskoro.

Dikatakan, sebagai daerah rawan bencana alam, semua unsur baik itu TNI, Polri, BPBD, Palang Merah Indonesia dan sejumlah intansi terkait lainnya tentunya harus lebih waspada menghadapi potensi bencana, sehingga diperlukan apel gelar peralatan dan personel dalam mengecek kesiapan terutama saat melakukan evakuasi dalam penyelamatan korban.

Bencana kebakaran merupakan bencana yang paling sering terjadi, sebutnya, diikuti banjir, kebakaran hutan dan lahan, angin puting beliung, gempa bumi dan tanah longsor.

“Dari hasil data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di tahun 2020 di Indonesia, sudah terjadi 2.059 bencana alam, dan Aceh satu dari lima provinsi yang rentan alami bencana. Oleh karena itu, alutsista kita siagakan dari sekarang,” tegasnya.

Selain itu, urai Sumirating Baskoro, daerah yang kerab terjadi bencana di wilayah hukum Korem 011 Lilawangsa yakni, Aceh Tengah dan Bener Meriah kerab terjadi longsor, Aceh Utara dan Lhokseumawe kerab terjadi banjir, serta sejumlah daerah lainnya juga rawan terjadi kebakaran.

“Angka kebakaran juga sangat tinggi di Provinsi Aceh, dalam waktu dekat akan kita laksanakan latihan penanggulangan bencana, serta bagaimana pola operasi dan standar operasi kejadian di lapangan, sehingga tidak terjadi tumpang tindih,” ungkapnya.

Selesai melaksanakan apel, Danrem juga melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah perlengkapan alutsista. “Kami menemukan sejumlah perlengkapan yang mulai rusak, namun pihak BPBD Aceh Utara menyebutkan belum bisa membuat pengadaan baru, karena terkendala pandemi Covid-19,” tuturnya.