MEDAN-Triwulan II 2020 pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara (Sumut) tercatat -2,37% (yoy) atau terkontraksi karena dipengaruhi oleh penurunan permintaan domestik seiring dengan pembatasan sosial untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

Namun, memasuki triwulan III pertumbuhan mulai membaik meski terbatas. Bahkan, pertumbuhan Sumut juga masih lebih baik dari beberapa daerah lain di Sumatera. Hal ini dikatakan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (KPw BI Sumut), Wiwiek Sisto Widayat, pada wartawan melalui meeting zoom, Selasa (6/1/2020) siang.

Menurut Wiwiek, upaya stimulus fiskal menanggulangi dampak Covid-19 mengakselerasi pertumbuhan konsumsi pemerintah dan menahan penurunan ekonomi lebih lanjut. Bahkan Perekonomian Sumut masih tumbuh cukup kuat dibandingkan nasional dan Sumatera.

"Hal ini bisa dilihat dari permintaan domestik dan eksternal yang diperkirakan mulai picking up pada pertumbuhan ekonomi di triwulan III seiring dengan pelonggaran lockdown di negara-negara mitra dagang serta penerapan adaptasi kebiasaan baru. Konsumsi rumah tangga juga mulai pulih ditopang oleh perbaikan pendapatan sejalan dengan kembali bekerjanya tenaga kerja terdampak," ungkapnya.

Di masa adaptasi kebiasaan baru, sambung Wiwiek beberapa perusahaan juga kembali beroperasi, terutama pada sektor perhotelan. Perbaikan konsumsi rumah tangga juga turut ditopang oleh pencairan insentif dari program kartu pra kerja.

Selain itu, investasi di Triwulan III 2020 diprediksi mengalami tumbuh lebih baik dari triwulan sebelumnya didorong oleh investasi swasta yang bergerak di bidang kelapa sawit dan turunannya. Percepatan pertumbuhan oleh likert scale investasi dan kredit modal kerja yang naik pada triwulan berjalan.

"Pada periode Juli sampai Agustus 2020, ekspor tercatat USD1,4 miliar atau tumbuh 2,1%(yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Perbaikan ini didorong oleh kenaikan harga jual komoditas utama (CPO dan Karet) di pasar internasional. Di satu sisi, permintaan dunia masih belum membaik terindikasi dari pertumbuhan volume ekspor yang justru menurun," sebutnya.

Meski aktivitas produksi sebagian besar negara mitra dagang masih belum sepenuhnya pulih akibat second wave Covid-19. Di satu sisi, impor tercatat USD0,6 miliar, turun drastis -21,9% (yoy) dari triwulan sebelumnya. "Penurunan tersebut dipengaruhi oleh konsumsi dan investasi yang masih terbatas," katanya.

Dengan demikian, pada periode Juli sampai Agustus 2020, Sumut mengalami net eskpor USD0,8 miliar atau tumbuh 26,6% (yoy) lebih baik dari triwulan sebelumnya.*