JAKARTA - Seorang penulis anonim di tabloid Global Times menyatakan, China tengah menghadapi ancaman besar pasca Amerika Serikat membatasi ekspor pada Semiconductor Manufacturing International Corp. (SMIC), sebuah perusahaan semikonduktor terbesar di Shanghai, Thiongkok.

Opini yang dipublikasikan pada Minggu (27/9/2020) itu menyatakan, “tampaknya China perlu mengontrol semua penelitian dan rantai produksi industri semikonduktor, dan melepaskan diri dari ketergantungan pada AS,".

Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa AS telah mengirim surat kepada sejumlah perusahaan dan menyatakan bahwa mereka harus mendapatkan izin untuk memasok bahan semikonduktor ke SMIC.

Surat tersebut menyatakan bahwa SMIC dan anak perusahaannya "dapat menimbulkan risiko pengalihan (penggunaan bahan semikonduktor) yang tidak dapat diterima untuk penggunaan akhir militer,”.

Namun, pihak SMIC membantah bahwa perusahaan itu memiliki hubungan dengan militer China.

Aksi pembatasan oleh AS terhadap SMIC, dan sebelumnya terhadap Huawei Technologies Co Ltd, menurut penulis opini di Global Times itu, menggambarkan bahwa AS sedang memimpin pertempuran berlarut-larut untuk "penindasan teknologi tinggi" melawan China.***