SERGAI- Sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan serta mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan sampah, PT. Socfin Indonesia Kebun Bangun Bandar dan SSPL (Socfindo Seed Production & Laboratories) menyelenggarakan “Pelatihan dan Praktek Pembuatan Briket (Arang) Sehat dan Eco Enzyme dari Limbah Organik.

Pelatihan ini diikuti kelompok masyarakat dari desa-desa sekitar Perkebunanan PT Socfindo, kelompok-kelompok tani, Ibu-ibu staf Socfindo, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Bappeda, Camat Dolok Masihul serta kelompok kaum ibu peduli kebersihan di Kecamatan Dolokmasihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Kamis (10/9/2020).

Ir. H. Indra Syahputra selaku ketua panitia mengatakan, pelatihan dan praktek pembuatan briket arang sehat dan eco enzyme berbahan dasar limbah organik ini merupakan usul dan hasil kerja para ibu-ibu KISS (Kumpulan Ibu-ibu Staf Socfindo) yang dipimpin Ir. Luluk Williams.

"Ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan ibu-ibu KISS ke salah satu tempat pembuatan Eco Enzyme di Berastagi, Kab.Karo. Ide untuk menyelenggarakan pelatihan ini di sambut baik oleh Perusahaan dan ditindaklanjuti oleh Ir. Erikson Ginting selaku Grup Manager," kata Indra,di wawancarai Gosumut, Sabtu(12/9/2020).

Pelatihan ini juga dihadiri langsung oleh General Manager PT Socfindo, Ir. H. Andi Suwignyo. Beliau mengatakan, selain profit, era saat ini kita juga memperhatikan planet dan people planet.

"Sekarang global warning, perhatian kita sangat serius dalam hal memberdayakan potensi masyarakat untuk mulai brand dalam bentuk pelatihan pada masyarakat sekitar perkebunan,” kata Andi.

"Kedepan tidak menutup kemungkinan kita akan kembangkan ke seluruh Kebun kita, baik itu di Aceh maupun di Sumatera Utara. Karena tujuannya, selain menyelamatkan lingkungan juga memberdayakan potensi yang ada di desa,” sambungnya.

"Terima kasih kepada peserta yang antusias, kiranya dapat mengikuti dengan baik, dan menularkan ilmu yang didapat kepada kelompok masyarakat petani yang ada di Dolokmasihul dan sekitarnya," tambah Andi.

“Melalui pelatihan ini kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan limbah organik yang selama ini dibuang, bisa menjadi suatu produk yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Diharapkan agar para peserta pelatihan hari ini dapat mengikuti dengan baik sehingga nantinya bisa mentransferkan ilmunya kepada masyarakat-masyarat di Kecamatan Dolok Masihul," ujar Luluk.

Pelatihan dan praktik pembuatan briket arang sehat dan eco enzyme berbahan dasar limbah organik menghadirkan narasumber Batara Surya Yusuf dari Yayasan Budaya Hijau Indonesia serta Rena Arifah.

Dalam kesempatan ini Batara Surya Yusuf mengemukakan pengertian eco enzyme sebagai larutan zat organik kompleks yang didapat dari hasil permentasi limbah buah dan sayur molases dan air dalam wadah plastik.

Menurutnya larutan ini berwarna cokelat gelap dan memiliki aroma asam yang segar seperti aroma tape, chiu, arak, wine dan yogurt.

"Eco enzyme memiliki segudang manfaat atau multiguna pertanian. Sebagai pupuk tanaman kegunaannya menyuburkan tanah dan tanaman juga peternakan," sebutnya.

Rena Arifah dalam materinya menyajikan tentang masalah menjadi peluang usaha, sampahku adalah emasku. Menurutnya sampah merupakan hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Jumlah dan jenis sampah sebanding dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang atau material yang digunakan sehari-hari sehingga tidak heran jika keberadaannya selama ini dikenal sebagai sumber permasalahan.

"Sampah B3 bahan beracun dan berbahaya adalah setiap limbah yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan konsentrasinya dapat merusak lingkungan hidup atau kesehatan manusia. Potensi sampah yang berasal dari rumah tangga umumnya terdiri dari 75% sampah organik," ungkapnya.

Briket (Arang) sehat merupakan bahan bakar padat yang terbuat dari limbah organik, baik dari industri maupun rumah tangga.

Bahan baku sampah organik dan tempurung kelapa masing-masing dijadikan arang dengan menggunakan drum pembakaran. Tepung tapioka sebanyak 100 gram dilarutkan dengan 1 liter air, lalu dipanaskan sambil diaduk-aduk sampai mendidih sehingga berbentuk lem.

Ini merupakan bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak yang paling murah dan mungkin untuk dikembangkan secara massal dalam waktu relatif singkat, mengingat teknologi dan peralatan yang digunakan cukup sederhana.

"Pembuatan briket arang dengan beberapa tahap pelaksanaan. Sampah yang digunakan merupakan sampah organik yang terlebih dahulu dikeringkan di bawah matahari dan dicacah untuk mendapatkan ukuran sama besar, "tutup mengakhiri.