LHOKSEUMAWE-Di Aceh Utara masih cukup banyak wisata alam tidak dikelola dengan baik, padahal obyek wisata alam sangat prospektif bagi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), dan bisa jadi roda ekonomi Aceh Utara bakal bangkit dari sektor wisata tersebut.

Bayangkan saja, saat momen liburan tiba, seperti Hari Raya Idul Adha 1441 H, beberapa hari lalu kendati dalam situasi covid – 19, namun ternyata warga masyarakat tidak memperdulikan itu, seluruh obyek wisata dipadati pengunjung.

Seperti di Mane Kareung, Kecamatan Blang Mangat,Lhokseumawe, obyek wisata desa dikawasan persawahan saja dikunjungi ribuan pengunjung bahkan terjadi kemacetan dijalan sangat luar biasa. Begitu juga pantai Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti Lhokseumawe masyarakat tampak menyemut. Kendati obyek wisata tersebut dikelola ala kadarnya oleh masyarakat setempat. Di Kabupaten Bireuen juga tidak ketinggalan sungai bebatuan di Bate Iliek masyarakat dari berbagai tempat di Aceh berjubel berkunjung ke lokasi itu, hanya untuk sekedar berendam dan mandi.

Sementara di Aceh Utara juga tidak sedikit kawasan obyek wisata yang tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah,menjadi pilihan masyarakat untuk liburan, seperti Air terjun Blang Kolam, Krueng Tuan, Krueng Alue Rambe, Pante Bidari dan banyak lagi obyek-obyek wisata potensial yang terdapat di Aceh Utara dibiarkan begitu saja tanpa ada sentuhan dari pemerintah daerah.

Terutama akses jalan, kebanyakan tempat-tempat obyek wisata di Aceh Utara akses menuju lokasi badan jalan banyak yang kopak kapik, kendati demikian masyarakat banyak yang yang berkunjung. Seperti obyek wisata dilokasi Desa Alue Rambe,Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, wisata alam masih sangat eksotik bagi penggemar dan pecinta keindahan alam, tapi jalur menuju lokasi itu masih sulit karena badan jalan tidak mulus dan berbatuan.

“Kita sudah usulkan kepada Pemerintah Aceh Utara, agar jalan dan jembatan dilokasi Krueng Alue Rambe segera dibangun, agar lokasi tersebut bisa dijadikan obyek wisata dan tentunya masyarakat bisa mendapat keuntungan secara ekonomi jika kawasan tersebut menjadi obyek wisata alam,” ungkap Keuchik Desa Alue Rambe Jefri yang ditemui, Rabu (5/8/2020) di lokasi obyek wisata desa tersebut.

Bahkan menurut Jefri, selain obyek wisata alam yang cukup bagus didesa Alue Rambe, dikawasan tersebut juga berkembang unit-unit usaha pertanian, sehingga hasil dari pertanian masyarakat langsung didistribusikan kesejumlah pasar di Lhokseumawe, bahkan sampai keluar Aceh.

“Hasil perkebunan jengkol yang berasal dari Alue rambe dijual hingga sampai ke Sumatara Utara dan harganya sangat bagus, jengkol yang telah dikupas harganya mencapai Rp 30.000 per kg, sedangkan yang belumdikupas harganya Rp 20.000 per kg,” ungkapnya. Selain itu penghasilan masyarakat di desa tersebut, adalah durian, rambutan dan berbagai jenis buah-buahan dan sayuran.