MEDAN – Bagi kalangan milenial Muhammadiyah, pengalaman politik dan birokrasi bukanlah jaminan seseorang mampu menghadirkan keberkahan dalam memimpin. Seusai diskusi berbalut silaturahim dengan Calon Walikota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution di Letda Sudjono, Medan, baru-baru ini, kalangan milenial Muhammadiyah berpendapat kerja-kerja kolaborasilah yang ke depan akan menghasilkan kemajuan dan keberkahan di Kota Medan.

“IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) sendiri mengusung gerakan kolaborasi. Kita yakin daerah tidak akan berkembang kalau bekerja masing-masing,” Ketua Umum IPM Sumut, Hanifah Syafina.

Karena itu, Hanifah pun menegaskan dukungannya terhadap visi #KolaborasiMedanBerkah yang digagas Bobby Nasution dalam membangun Kota Medan ke depan. Konsep menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini menurutnya luar biasa.

“Dengan kolaborasi akan dicapai gagasan untuk perkembangan. Ini luar biasa,” ujarnya.

Hanifah menjelaskan, sebagai organisasi berbasis pelajar, IPM menginginkan pemimpin yang mampu memperbaiki kesenjangan sosial di masyarakat Kota Medan. Tidak harus berpengalaman. Kota Medan butuh sosok yang memiliki kesiapan dan kemampuan memimpin.

“Bang Bobby yang sering tampil, kita lihat dia sudah siap untuk memimpin. Kita sudah lihat bagaimana yang berpengalaman politik memimpin sebelumnya. Hasilnya tidak baik. Jadi, biarlah yang muda memimpin kali ini,” tuturnya.

Sekretaris Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Medan, Imam Sakti Lubis juga berharap tampilnya sosok muda sebagai pemimpin Kota Medan. Dia pun tidak menginginkan warga Medan jatuh pada lobang yang sama dalam proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Medan 2020.

“Kita ingin berubah. Jangan sampai Kota Medan terjerumus dan dianggap sebagai lumbung korupsi Indonesia,” terangnya.

Gagasan #KolaborasiMedanBerkah Bobby Nasution, ungkap dia, diharap bisa menghilangkan stigma negatif Kota Medan terkait korupsi. Kita juga berharap muncul pemimpin yang bisa membaca peluang, karena Medan punya sumber daya cukup besar.

“Siapapun yang mencalonkan diri menjadi pemimpin Kota Medan, harus berkolaborasi dengan pemuda. Karena memang lebih dari 50% warga Medan berada di usia produktif. Apabila itu dimanfaatkan oleh calon-calon yang ingin maju, saya yakin dan percaya bisa membawa Medan lebih baik,” bebernya.

Selain itu, terangnya, Medan butuh pemimpin yang bisa memberikan ruang aspirasi bagi anak muda. Selama ini, aspirasi dari organisasi-organisasi pemuda pun tak pernah didengarkan, apalagi aspirasi pemuda non-organisasi.

“Kedepan kita ingin pemimpin yang mau mendengarkan aspirasi dan terbuka pada milenial,” tukasnya.

Sementara itu, sebagai pengagas #KolaborasiMedanBerkah Bobby Nasution mengaku tidak bisa bekerja sendiri. Karenanya, kolaborasi harus dilakukan kepada setiap lini dan komunitas.

Silaturahmi dengan organisasi dan kaum milenial pun terus dilakukan Wakil Ketua BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini, sehingga bisa mendengarkan aspirasi kaula muda. Kepada para relawan Bobby Nasution, disediakan juga Panggung Aspirasi sebagai wadah untuk mengekspresikan diri. (*)