MEDAN-BNI Syariah merayakan puncak milad ke-10 bertajuk Tasyakur Hasanah secara virtual. Milad yang diadakan pada saat New Normal ini diselenggarakan dalam format webinar dengan beberapa rangkaian acara diantaranya Seremoni Tasyakur Hasanah Milad ke-10 BNI Syariah, Kajian Singkat KH. Abdullah Gymnastiar launching buku Hasanah Perjalanan Kebaikan cerita 10 tahun BNI Syariah, launching produk dan aplikasi Hasanahku, Smart Shodaqoh, Hasanah Online, dan Hasanah Employee App (Hey).

Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo berharap dalam perayaan Tasyakur Hasanah secara virtual ini semaraknya tidak hanya dirasakan oleh insan hasanah di seluruh Indonesia saja, tapi juga disaksikan oleh mitra dan kalangan media.

“Alhamdulillah dalam satu dekade ini, BNI Syariah mampu memberikan perbaikan dalam seluruh aspek baik spiritual, bisnis, maupun layanan. Hal ini pada akhirnya yang akan membawa peluang-peluang baru dan manfaat yang optimal bagi segenap stakeholder dan shareholder BNI Syariah,” kata Firman.

Menurut Firman, April tahun 2000 jadi penanda lahirnya ‘bayi kecil’ bernama Unit Usaha Syariah (UUS) BNI yang menjadi cikal bakal BNI Syariah sebagai salah satu pemain besar di perbankan syariah di Indonesia. UUS BNI membuka 5 cabang pertamanya pada 29 April 2000.

UUS BNI terus mengepakkan sayapnya, hingga pada 2010 memutuskan untuk memisahkan diri. Bank BNI Syariah pun terus melaju sebagai bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja. BNI Syariah menonjolkan value hasanah yang memiliki makna “segala kebaikan” bagi diri sendiri, masyarakat, maupun bangsa dan negara baik di dunia maupun di akhirat (QS. Al Baqarah : 201).

Selama 10 tahun perjalanan, BNI Syariah terus bertumbuh, hal tersebut dibuktikan dengan adanya pertumbuhan dari sisi aset, laba, pembiayaan, dan DPK. Diawali dengan aset sebesar Rp6,3 triliun rupiah di tahun 2010, bertumbuh menjadi Rp49,9 triliun di tahun 2019. Pertumbuhan laba perusahaan yang semula berada pada posisi 37 miliar rupiah di 2010, tumbuh menjadi 603 miliar di 2019. Dari sisi pembiayaan, di tahun 2010 penyaluran pembiayaan sebesar Rp3,5 triliun meningkat menjadi Rp32,6 di tahun 2019.

"Sedangkan penghimpunan dana di tahun 2010 sebesar Rp5,2 triliun, tumbuh menjadi Rp43,8 triliun di tahun 2019. Secara sustain, BNI Syariah mencatat kinerja positif dengan pertumbuhan rata-rata diatas 25%," sebutnya.

Untuk di Medan sendiri dikatakan Pemimpin BNI Syariah Cabang Medan Ahmad Zulva Adi, dalam masa pandemi Covid-19, pengajuan kredit perumahan ke BNI Syariah mengalami peningkatan alias diminati. Meski tidak sebesar di waktu normal, penyaluran kredit perumahan naik sekitar 10%.

"Pergerakan bisnis BNI Syariah di Medan secara bisnis tahun 2019 cukup luar biasa. Lalu, sejak pandemi Covid-29, Januari hingga Juni 2020, anomali yang terjadi membuat bingung. Karena bisnis meningkat, dana kita naik sekitar 23%. Pembiayaan terutama perumahan atau kredit perumahan juga meningkat. Ternyata saat ini orang banyak yang cari rumah. Dengan produk KPR Milenial, banyak pekerja yang masih serumah dengan orangtua membeli rumah,” jelasnya.

Zulva bilang, alasan yang dikemukakan nasabah yang menggunakan KPR, banyak yang takut jadi carier Covid-19. Jadi mencari rumah terpisah dari orangtua masing-masing. “Bahkan banyak nasabah kita, orang Medan yang bekerja di luar Medan, seperti Jakarta, Pekanbaru dan lainnya. Membeli rumah untuk dihuni selama pulang ke Medan saat Lebaran lalu. Rata-rata setelah kembali bekerja ke luar kota, rumahnya dikontrakan lagi,” pungkasnya.*