MEDAN - Kinerja Lurah dan kepling lingkungan 9 kelurahan Mabar tak becus di mana pembagian beras dari Pemko Medan tidak merata dan terkesan pilih kasih dalam pembagian kepada warganya.

Lagi-lagi, masalah klise terjadi yang menimpah warga kurang mampu yang menjadi korban ketidakadilan. siapa yang salah dalam hal ini? Tapi menjadi polemik yang terus bergulir yang tak kunjung terselesaikan.

Berdasarkan investigasi dilapangan kerap kali pembagian beras ini manjadi masalah di Keluarahan Mabar dikarenakan kinerja Lurah dan Kepling yang tidak becus terkesan tebang pilih dalam pembagian alias orang dekatlah, keluarga lah dan kedekatan dengan kepling.

Seperti dialami Ibu Misrawati yang dijanjikan kepling lingkungan 9 si Kandar ketika dipertanyakan berasnya malah buang badang malah membentak sang ibu tersebut.

"Masalah apa kakak kemari? mau apa?" kata Ibu Misrawati meniru ucapan Kepling tersebut. Padahal kepling bilang tersebut janji pada hari Jumat (12/6/2020) akan disalurkan katanya beras belum turun. "Nanti lah kalok masuk lagi kita berikan,"

"Berarti beras sudah masuk tapi tidak disalurkan kepada yang berhak, apa ini yang terjadi Pak Walikota yang terhormat kenapa seperti kondisi kota Medan. Sebagian warga dapat sebagian tidak, malah keluarga yang tidak berhak sudah dapat bagiannya malah janda dan warga yang kurang mampu diabaikan seperti ini," ucap Misrawati.

Diketahui beberapa keluarga di Kelurahan Mabar sering tidak dapat pembagian beras Bansos dari Pemko Medan tersebut seperti salah satu keluarga Mhd Yunus Purba warga lingkungan IX no.128 di mana di dalam keluarga tersebut ada seorang janda yang terabaikan.

"Padahal sebagian keluarga di lingkungan IX yang bercukupan bisa dapat beras 20 kg malah 3 goni dalam satu keluarga dari bapak dan anak-anaknya sementara warga yang membutuhkan terabaikan. Saya minta kepada Bapak Walikota Medan segera copot Lurah Mabar dan kepling tersebut karena mengabaikan orang miskin dan kinerja tidak becus," Kata Mhd Yunus Purba.

Ironis memang kondis lingkungan 9 semenjak dipegang kepling Kandar tersebut. Masalah demi masalah kerap terjadi dan Lurah Mabar terkesan tidak peduli. Seharusnya Pemko Medan segera bertindak agar keresahan di masyarakat tidak terjadi seperti ini.

Bayangkan seorang janda bernama Yati terabaikan oleh tangan Pemko Medan dalam menyalurkan bantuan ada apa ini? "Iya, pak saya sering diabaikan oleh kepling tersebut, ntah sentimen apa mereka. Saya minta kepada Bapak Akhyar Nasution segera mengevaluasi kinerja Lurah Mabar dan kepling jika perlu copot saja daripada membuat keresahan dan ketidakadilan di dalam bermasyarakat. Ini namanya menzholimi warganya sendiri mereka tidak tahu suara rakyat adalah suara tuhan lihat saja azab tuhan nanti," keluhnya.