MEDAN - Remdesivir yang semula dipakai untuk pengobatan wabah ebola ternyata sangat efektik dipakai untuk pengobatan akibat Corona virus baru (SARS COV2) yang dikenal dengan COVID 19. Setelah melalui berbagai tahapan uji coba di multisenter, maka FDA di Amerika Serikat merekomendasi Remdesivir sebagai Drug of Choice (plihan utama) untuk COVID 19 dengan gejala yang berat. Obat tersebut akan segera beredar di Indonesia yang lisensinya dipegang oleh Kimia Farma, sehingga obat tersebut harganya akan relatif lebih murah di pasaran di Indonesia.

Demikian terungkap saat presentasi yang disampaikan Profesor Dr.Taruna Ikrar M.Pharmacology PhD dari American College Clinical Pharmacology peneliti obat COVID 19 di Amerika Serikat pada Seminar Internasional sehubungan Halal bi halal Majelis Wilayah KAHMI (KORPS ALUMNI HMI) Sumatera Utara yang dilaksanakan secara webinar pada Jumat (5/6/2020) malam kemarin.

Menurut Taruna, nersamaan dengan itu penemuan vaksin terus dilakukan. Saat ini ada tujuh vaksin yang sedang melewati uji akhir sehingga diharapkan pada bulan September 2020 sudah dapat dipakai untuk vaksin pencegahan COVID 19. Vaksin tersebut tetap bisa dipakai di Indonesia walaupun sekarang terjadi strain baru akibat mutasi virus tersebut tapi akan tetap efektif karena urutan RNA nya tetap sama walau ada beberapa variasi akibat mutasi tersebut.

"Sehingga kita memasuki new normal lebih optimis, tetap dengan protokol kesehatan dalam mengembangkan ekonomi yang terdampak COVID 19, dengan adanya pencegahan vaksin dan obat tersedia bila terjadi kasus yang berat dapat diberikan Remdesivir," ujarnya.

Seminar yang pembicaranya semua adalah tokoh KAHMI dari 3 benua dibuka oleh Keynote Speaker Dr.Ir Akbar Tanjung (Ketua Dewan Penasehat MN Kahmi) mantan menteri beberapa periode telah menyampaikan bahwa telah banyak tantangan yang telah dialami HMI/KAHMI di masa lalu dan organisasi ini survive. Itu seharusnya menjadi semangat menghadapi masalah apa saja termasuk covid-19. Maka ada tiga kata kunci yang penting menjadi pegangan bagi KAHMI: optimalisasi peran, konsolidasi organisasi, dan memperkuat perkaderan dalam rangka mencapai masayarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah Swt.

"Melalui seminar kita ini kita memperoleh sejumlah gagasan untuk merealisasi pikiran tersebut," tutupnya.

Dari segi ekonomi, Prof.Dr. Yuddy Chrisnandi Duta Besar Indonesia di Kieyv menjelaskan bahwa produksi barang dan jasa tetap akan secara konservatif namun pola transaksi akan berubah.

"Yang akan menentukan ekonomi kita ke depan adalah mempertahankan kesehatan untuk dapat melaksanakan akktifitas ekonomi; menjaga stabilitas ekonomi yang didukung stabilitas politik yang dilandasi leadership kolektif; sinerji antara kekuatan-kekuatan di masyarakat dan pemerintah," bilangnya.

Drs H Hasrul Azwar MM, Duta Besar Indonesia di Maroko menyampaikan,
perlunya bagi kita menjalankan kehidupan ekonomi berbasis Islam antara lain dengan mengembangkan organisasi KAHMI untuk mengoptimalisasi lembaga-lembaga filantrofi Islam antara lain yang terkait dengan pengelolaan zakat, infaq, sodaqoh.

Dari segi pendidikan mantan Rektor Unimed Prof.Dr.Syawal menyampaikan
reorientasi target, kurikulum, proses, dan penilaian dalam menerjemahkan ulang baldatun toyyibatun warobbun ghofur melalui antara lain upaya harmonisasi horizontal (sikap, keterampilan dan pengetahuan) dan vertikal (SD, SMP, SMA, PT), pemetaan SDM, pemetaan potensi PT, penguatan leadership, dst. Goals new model of education kita adalah menuju negara maju yang relijius.

Demikian jumpa pers yang diberikan Ketua Umum MW KAHMI Sumut Ir.Murlan Tamba MM yang didampingi Ir. Irwan Bahri, Sekretaris Umum bersama Ketua Panitia Dr.dr.Delyuzar M.Ked(PA) Sp.PA (K), Dr.Abd Rajab Pasaribu, Achmad Tirmizi, ST, MM, Drs Usman Hasibuan, Drg.Sulfia Rambe, Yenny Siregar, Pera Sagala, ST. MMPP. Prof Dr. Sri Minda Murni, Dr.Khairani Sukatendel, Hendra Utama, S.Sos, MSP dan Dr.Ira Suryani.