MEDAN-Menjadi anak sulung membuat Dr. dr. Cashtry Meher, M.Kes.M.Ked. (DV) SpDV harus menjadi panutan, selalu memberikan contoh yang baik bagi ketiga adiknya. Tentunya beban ini tidak ringan. Menyandang lima gelar sekaligus sekarang ini juga tidak segampang membalikkan telapak tangan. Melalui buku berjudul Zenit Nadir Sang Doktor, Cashtry ingin menceritakan kisah perjalanan hidupnya untuk menginspirasi kalangan muda, kaum perempuan dan masyarakat luas.

Dikatakan Cashtry buku yang ditulis oleh Jurnalis Senior, Nurni Sulaiman tersebut bercerita mengenai pahit getirnya kehidupan yang dialami Cashtry. Di dalam buku tersebut juga mengulas tentang sebuah titik terendah kehidupan yang pernah dialaminya. "Titik terendah itu terjadi pada perekonomian keluarga kami. Pernah jatuh sampai tidak punya apa-apa lagi dan terjadi pada saat saya mau masuk kuliah. Pasti banyak orang tak menyangka hal itu sebab kami berada di tengah keluarga yang kaya. Di buku biografi ini akan dituangkan pahit getir yang saya dan keluarga rasakan," sebut Cashtry pada wartawan dalam launching buku Zenit Nadir Sang Doktor, Sabtu (15/2/2020).

Perempuan berusia 33 tahun ini mengungkapkan dalam buku tersebut ia berharap pembaca terutama mahasiswa, ibu-ibu muda, dan seluruh perempuan untuk mengejar apa yang menjadi target dan tujuan hidup. Susunlah skala prioritas dalam kehidupan ini. Atur waktu secara baik. "Jangan pernah buang waktu kalian. Targetkan usia berapa kalian akan mengakhiri kesibukan dan mulailah menata hidup baru dengan menikmati apa yang telah dicapai. Karena dengan bekerja keras kelak akan meraih keberhasilan. Apapun yang terjadi pada titik nadir hidup buanglah rasa kecewa dan amarah. Tetap berpikir positif dan yakin kepada-Nya. Bila meraih titik zenit jangan lupa kepada yang di bawah," ungkap perempuan yang disapa Cio.

Penulis buku Zenit Nadir Sang Doktor dan juga jurnalis aktif di The Jakarta Post, Nurni Sulaiman mengatakan penulisan buku setebal 176 halaman ini memakan waktu singkat yakni satu bulan. Penulisan buku tersebut dikerjakan di sela-sela kegiatan Fellowship senior Journalist di tiga negara Amerika, Turki dan Bangladesh yang difasilitasi East West Centre, United States. Tulisan di dalam buku tersebut merupakan fakta kehidupan Cashtry. Isi buku juga akan menginspirasi anak-anak muda milenial karena di usia 31 tahun Cashtry telah menyandang 5 gelar sekaligus.

"Padahal Cashtry hampir putus sekolah. Maka dari itu judul buku mengambil kata zenit dan nadir artinya zenit adalah pengamatan tertinggi di bumi sedangkan nadir pengamatan terendah di bumi. Jadi, segala titik tertinggi dan terendah dalam kehidupan Cashtry sang doktor ditumpahkan di dalam buku. Sebab dalam pendidikan yang dijalaninya juga tak pernah selalu mulus," kata Nurni.

Dalam launching buku tersebut, Dadak sebutan Cashtry pada sang ayah Meher Ban Shah memberikan apresiasi pada sang putri. Dia berharap dengan peluncuran buku ini bisa disambut baik oleh masyarakat. Kalau jelek isinya diperbaiki dan kalau bagus tidak perlu dipuji namun harus ditingkatkan agar lebih baik lagi. "Pandanglah buku suatu yang positif. Jangan merasa bangga dengan keberhasilan belajar terus karena ilmu tidak ada tamatnya," pesan Meher.

Saat ini buku Zenit Nadir Sang Doktor telah menduduki top ten best seller di Gramedia dan telah dicetak sebanyak 3.000 buku. Peluncuran buku telah dilakukan sejak 27 Januari 2020 lalu dan hari ini di Medan adalah launching buku yang dikhususkan bagi kerabat di Medan. Cashtry saat ini merupakan dokter spesialis dermatologi dan venereology di Rumah Sakit Mitra Medika dan Centrum Clinic Medan, juga salah satu dosen di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU).*