LANGKAT-Belum diketahui latar belakang penyebab harga jual Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit terus menurun. Catatan petani di desa Timbang Jaya kecamatan Bahorok menurunnya harga berawal pasca perayaan Imlek (25/01/2020-red).

Hingga saat ini TBS terus menurun akibatnya petani menjadi Penasaran. Demikian diuraikan Iwan salah seorang petani desa itu. pada Senen, 03/02/2020 saat transaksi hasil kebunnya.Hingga saat ini terus menurun akibatnya petani menjadi Penasaran. Demikian diuraikan Iwan salah seorang petani desa itu. pada Senen, (3/2/2020) saat transaksi hasil kebunnya.

Menurutnya saat ini buah hasil panen berkurang, lagi musim track. Harga dilapangan Rp 1560,00/Kg berbeda dengan beberapa waktu lalu. Padahal sebelum Imlek agen lapangan membeli Rp 1680,00 /Kg.

"Sejak itulah terus menurun hingga Rp 120,00/Kg," ujarnya. Namun demikian petani masih bersemangat karena tidak ada pilihan lain.

Naik-turunnya harga tidak mempengaruhi penghasilan penjual jasa tenaga pemanen. Pasalnya kesepakatan jasa upah dibayar dalam bobot kilogram.

Hal itu diutarakan Sumarji warga kelurahan Pekan Bahorok. Pria paruh baya itu mengaku dalam sepekan empat hari bekerja dikebun majikan yang berbeda. Meski tidak berpengaruh terhadap penghasilan namun dikala harga stabil kerap mendapat tambahan fudding dari majikannya.

Terpisah Seda, salah seorang agen pengumpul TBS mengaku ketentuan harga beli lapangan berdasarkan ketetapan nilai jual di Pabrik Kelapa Sawit (PKS).

"Kalkulasinya penyesuaian nilai jual dengan operasional lapangan antara lain transpot dan jasa pekerja," ujarnya.*