SERGAI-Hari jadi Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) menjadi momentum refleksi. Bukan saja bagi Pemerintah daerah namun juga bagi masyarakat tentang sejauh mana harapan dan impian bersama mewujudkan masyarakat Sergai yang religius, moderen, koperatif dan berdaya saing.

Apalagi di Serdang Bedagai masih banyak potensi dan peluang yang dapat menambah pendapatan asli daerah (PAD) serta peluang kerja yang dapat menambah penghasilan masyarakat sehingga Generasi Muda Sebagai Motor Penggerak Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Desa di Serdang Bedagai.

Melalui inovasi Generasi Muda Sebagai Motor Penggerak maka ekonomi kreatif dan kemajuan pariwisata desa bisa lebih di tingkatkan guna mewujudkan Serdang Bedagai unggul, inovatif, moderen dan berkelanjutan.

Di HUT 7 Januari 2020 Serdang Bedagai genap berusia 16 tahun. Serdang Bedagai memiliki 17 kecamatan dinaungi 237 Desa dan 6 Kelurahan. Merupakan salah satu daerah agraria dengan hasil bumi berlimpah yang juga diapit kekayaan bahari.

Kabupaten Serdang Bedagai menjadi suatu daerah yang masyarakatnya berpengasilan hampir merata di berbagai bidang pekerjaan seperti nelayan, petani/peternak, industri, budaya rumah tangga maupun kerajinan tangan.

Namun disisi lain, masyarakat belum mengetahui salah satu usaha ekonomi kreatif dan inovatif yang perlu diupayakan yakni pemanfaatan limbah tulang ikan. Karena ternyata limbah tulang ikan yang biasanya menjadi sampah bisa dikelola sehingga memiliki nilai ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peluang ini perlu ditangkap Pemerintah Daerah bersama masyarakat. Salah satunya pengolahan dan pemanfaatan limbah tulang ikan menjadi kerupuk lekor.

Pembuatan kerupuk lekor sudah dilakukan oleh tim peneliti di Universitas Malaysia Terengganu. Objek penelitian adalah masyarakat pesisir yang melakukan pengolahan kerupuk lekor di Mengabang Telipot Kuala Terengganu.

Pengolahan kerupuk lekor yang menggunakan bahan dasar ikan telah menimbulkan limbah berupa tulang ikan. Agar limbah tulang ikan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, dilakukan pengolahan dengan manajemen limbah yang tepat. Oleh karena itu, dilakukan pemberdayaan masyarakat di sekitar pabrik kerupuk lekor agar mereka dapat mengolah limbah tulang ikan menjadi hidroksiapatit atau zat kalsium organik yang bermanfaat untuk pengobatan dan kesehatan.

Artinya limbah tulang ikan yang selama ini terbuang bisa dikelola sebagai usaha inovatif untuk kemajuan desa di Serdang Bedagai.

Wawancara esklusif GoSumut dengan Peneliti Universitas Sumatera Utara (USU) Dr. MS Sihotang S.Si, MSi di sela Diskusi Publik Bijak Berplastik Menuju Medan Bebas Sampah 2020 diselenggarakan LSM Terra Simalem bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) USU di aula kampus Fakultas tersebut, Selasa (18/6/2019) lalu terungkap bahwa Peneliti USU tersebut telah sukses mengembangkan limbah tulang ikan menjadi kalsium organik.

Menurut MS Sihotang, Hidroksiapatit (HA) adalah bentuk mineral murni yang juga sebagai komponen mineral utama bagi tulang manusia dan gigi. "Hidroksiapatit merupakan suatu kalsium fosfat seramik yang rerdiri atas kalsium (Ca) dan fosfat (P) dan berasal dari rangka sejenis binatang karang dan melalui proses hidrotermal.

Apalagi hidroksiapatit tidak mengalami permasalahan dari segi kesesuaian biologi Bahkan hidroksiapatit bersifat mudah diserap (resorpsi), tidak beracun dan bioaktif sehingga dapat membentuk ikatan langsung dengan tulang. Karana itu, kata MS Sihotang, hidroksiapatit dapat digunakan sebagai bahan pengganti tulang misalnya untuk mengisi dan membangun kembali tulang yang cacat.

Hidroksiapatit atau kalsium organik dari tulang ikan merupakan satu penemuan dari kajian yang dibuat MS Sihotang bersama sekumpulan penyelidik dari Pusat Pembangunan Sosioekonomi-CSD, Universiti Malaysia Terengganu, Kuala Terengganu.

Penemuannya yang memanfaatkan sisa-sisa tulang ikan dari komunitas penjual kerupuk pesisir Terengganu mampu membantu masyarakat dari segi peningkatan ekonomi melalui pengurusan limbah yang selama ini belum dimanfaatkan.

Lebih jauh dijelaskan Dr. MS Sihotang putra kelahiran Langkat Sumatera Utara itu manfaat dari penggunaan kalsium organik tersebut dapat menggantikan penggunaan kalsium yang selama dihasilkan secara sintetik atau dari tulang hewan yang banyak bersumber dari impor luar negeri tapi masih diragukan status kehalalannya.

Berbeda dengan olahan kalsium hasil penelitian dari Dr. MS Sihotang, kehalalannya tidak perlu diragukan lagi. Dengan mengetengahkan konsep halalan thoyyiban, katanya, kalsium organik temuannya kini telah menjadi salah satu alternatif untuk digunakan dan diaplikasikan dalam berbagai produk makanan kesehatan tanpa keraguan di sisi syari'at Islam.

"Bahkan saat ini Pusat Pembangunan Sosioekonomi - CSD, Universiti Malaysia Terengganu (UMT) Kuala Terengganu, Malaysia telah memasarkannya sebagai komoditas pangan dan keperluan medis," kata MS Sihotang seraya menyebutkan dia juga telah meneliti limbah tulang ikan menjadi pupuk tanaman dan aneka sampah lainnya yang bisa diolah menjadi karbon sebagai komoditi industri siap ekspor," terangnya.

Dinas Kelautan dan Perikanan Sergai diharapkan dapat menghadirkan investor yang bisa memacu pemanfaatan limbah tulang ikan sebagai kalsium organik dan menjadi komoditi ekspor Kabupaten Sergai.

Selain pengelolahan limbah tulang ikan, Serdang Bedagai juga sudah memiliki pengelolahan kulit ikan laut yang dikelola menjadi kerupuk, sedangkan daging ikan dikelola menjadi bakso. Sedangkan limbah tulang ikan juga dikelola untuk pemakan ternak.

Sehingga pengelolahan ikan hasil pencarian para nelayan bisa untuk meningkatkan ekonomi kreatif terutama bagi generasi muda sebagai motor penggerak. Pengelolah tersebut berada di Dusun 11, Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringgin, Kabupaten Serdang Bedagai.

Kulit ikan yang dikelola menjadi bahan makanan yakni jenis ikan cucut dan jenis ikan parang. Bahkan pengelolahan ini sudah berjalan 6 tahun sejak tahun 2013. Cara untuk melakukan pengelolahan kulit kerupuk cukup muda hanya dicampur bahan Rempah- rempah seperti Kunyit, Tumbar, Bawang putih, Kemiri dan garam. Kemudian di jemur hingga merata."ucap Ibuk wiwik selaku BKAD Tanjung Beringin kepada Gosumut.

Sehingga Kabupaten Serdang Bedagai bisa terus untuk tingkatkan potensi dalam meningkatkan ekonomi kreatif di wilayah Pemerintah Desa"ungkapnya.

Tingkatkan Ekonomi Kreatif

Di HUT 7 Januari 2020 Serdang Bedagai genap berusia 16 tahun. Serdang Bedagai memiliki 17 kecamatan dinaungi 237 Desa dan 6 Kelurahan. Merupakan salah satu daerah agraria dengan hasil bumi berlimpah yang juga diapit kekayaan bahari.

Kabupaten Serdang Bedagai menjadi suatu daerah yang masyarakatnya berpengasilan hampir merata di berbagai bidang pekerjaan seperti nelayan, petani/peternak, industri, budaya rumah tangga maupun kerajinan tangan.

Namun disisi lain, masyarakat belum mengetahui salah satu usaha ekonomi kreatif dan inovatif yang perlu diupayakan yakni pemanfaatan limbah tulang ikan. Karena ternyata limbah tulang ikan yang biasanya menjadi sampah bisa dikelola sehingga memiliki nilai ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peluang ini perlu ditangkap Pemerintah Daerah bersama masyarakat. Salah satunya pengolahan dan pemanfaatan limbah tulang ikan menjadi kerupuk lekor.

Pembuatan kerupuk lekor sudah dilakukan oleh tim peneliti di Universitas Malaysia Terengganu. Objek penelitian adalah masyarakat pesisir yang melakukan pengolahan kerupuk lekor di Mengabang Telipot Kuala Terengganu.

Pengolahan kerupuk lekor yang menggunakan bahan dasar ikan telah menimbulkan limbah berupa tulang ikan. Agar limbah tulang ikan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, dilakukan pengolahan dengan manajemen limbah yang tepat. Oleh karena itu, dilakukan pemberdayaan masyarakat di sekitar pabrik kerupuk lekor agar mereka dapat mengolah limbah tulang ikan menjadi hidroksiapatit atau zat kalsium organik yang bermanfaat untuk pengobatan dan kesehatan.

Artinya limbah tulang ikan yang selama ini terbuang bisa dikelola sebagai usaha inovatif untuk kemajuan desa di Serdang Bedagai.

Wawancara esklusif GoSumut dengan Peneliti Universitas Sumatera Utara (USU) Dr. MS Sihotang S.Si, MSi di sela Diskusi Publik Bijak Berplastik Menuju Medan Bebas Sampah 2020 diselenggarakan LSM Terra Simalem bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) USU di aula kampus Fakultas tersebut, Selasa (18/6/2019) lalu terungkap bahwa Peneliti USU tersebut telah sukses mengembangkan limbah tulang ikan menjadi kalsium organik.

Menurut MS Sihotang, Hidroksiapatit (HA) adalah bentuk mineral murni yang juga sebagai komponen mineral utama bagi tulang manusia dan gigi. "Hidroksiapatit merupakan suatu kalsium fosfat seramik yang rerdiri atas kalsium (Ca) dan fosfat (P) dan berasal dari rangka sejenis binatang karang dan melalui proses hidrotermal.

Apalagi hidroksiapatit tidak mengalami permasalahan dari segi kesesuaian biologi Bahkan hidroksiapatit bersifat mudah diserap (resorpsi), tidak beracun dan bioaktif sehingga dapat membentuk ikatan langsung dengan tulang. Karana itu, kata MS Sihotang, hidroksiapatit dapat digunakan sebagai bahan pengganti tulang misalnya untuk mengisi dan membangun kembali tulang yang cacat.

Hidroksiapatit atau kalsium organik dari tulang ikan merupakan satu penemuan dari kajian yang dibuat MS Sihotang bersama sekumpulan penyelidik dari Pusat Pembangunan Sosioekonomi-CSD, Universiti Malaysia Terengganu, Kuala Terengganu.

Penemuannya yang memanfaatkan sisa-sisa tulang ikan dari komunitas penjual kerupuk pesisir Terengganu mampu membantu masyarakat dari segi peningkatan ekonomi melalui pengurusan limbah yang selama ini belum dimanfaatkan.

Lebih jauh dijelaskan Dr. MS Sihotang putra kelahiran Langkat Sumatera Utara itu manfaat dari penggunaan kalsium organik tersebut dapat menggantikan penggunaan kalsium yang selama dihasilkan secara sintetik atau dari tulang hewan yang banyak bersumber dari impor luar negeri tapi masih diragukan status kehalalannya.

Berbeda dengan olahan kalsium hasil penelitian dari Dr. MS Sihotang, kehalalannya tidak perlu diragukan lagi. Dengan mengetengahkan konsep halalan thoyyiban, katanya, kalsium organik temuannya kini telah menjadi salah satu alternatif untuk digunakan dan diaplikasikan dalam berbagai produk makanan kesehatan tanpa keraguan di sisi syari'at Islam.

"Bahkan saat ini Pusat Pembangunan Sosioekonomi - CSD, Universiti Malaysia Terengganu (UMT) Kuala Terengganu, Malaysia telah memasarkannya sebagai komoditas pangan dan keperluan medis," kata MS Sihotang seraya menyebutkan dia juga telah meneliti limbah tulang ikan menjadi pupuk tanaman dan aneka sampah lainnya yang bisa diolah menjadi karbon sebagai komoditi industri siap ekspor," terangnya.

Dinas Kelautan dan Perikanan Sergai diharapkan dapat menghadirkan investor yang bisa memacu pemanfaatan limbah tulang ikan sebagai kalsium organik dan menjadi komoditi ekspor Kabupaten Sergai.

Selain pengelolahan limbah tulang ikan, Serdang Bedagai juga sudah memiliki pengelolahan kulit ikan laut yang dikelola menjadi kerupuk, sedangkan daging ikan dikelola menjadi bakso. Sedangkan limbah tulang ikan juga dikelola untuk pemakan ternak.

Sehingga pengelolahan ikan hasil pencarian para nelayan bisa untuk meningkatkan ekonomi kreatif terutama bagi generasi muda sebagai motor penggerak. Pengelolah tersebut berada di Dusun 11, Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringgin, Kabupaten Serdang Bedagai.

Kulit ikan yang dikelola menjadi bahan makanan yakni jenis ikan cucut dan jenis ikan parang. Bahkan pengelolahan ini sudah berjalan 6 tahun sejak tahun 2013. Cara untuk melakukan pengelolahan kulit kerupuk cukup muda hanya dicampur bahan Rempah- rempah seperti Kunyit, Tumbar, Bawang putih, Kemiri dan garam. Kemudian di jemur hingga merata."ucap Ibuk wiwik selaku BKAD Tanjung Beringin kepada Gosumut.

Sehingga Kabupaten Serdang Bedagai bisa terus untuk tingkatkan potensi dalam meningkatkan ekonomi kreatif di wilayah Pemerintah Desa"ungkapnya.

Tingkatkan Pariwisata Desa Menuju Masyarakat Sejahtera

Seperti diketahui, Serdang Bedagai sudah menciptakan dan mengelola pariwisata Desa. Karena pariwisata desa merupakan kegiatan yang baru dilakukan pemerintah Daerah. Pariwisata Desa adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu dalam pengelolaan pariwisata desa.

Hal ini berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah daerah.

Adapun pariwisata desa yang perlu kita ditingkatkan antara lain, Wisata Budaya, Wisata Kesehatan, Wisata Olahraga, Wisata komersial, Wisata Sosial, Wisata Pertanian, Wisata Maritim (bahari), Wisata Cagar Alam.

Wisata merupakan potensi yang menjadi faktor utama pendorong kehadiran para wisatawan untuk datang ke suatu tujuan wisata. Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu maka objek wisata harus dirancang dan dibangun atau dikelola secara profesional sehingga dapat menarik wisatawan.

Faktor yang menunjang adanya objek wisata desa antara lain prasarana objek wisata dan sarana objek wisata. Prasarana objek wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanan menuju tujuan wisata.

Adapun yang termasuk prasarana umum seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain-lain. Sedangkan sarana objek wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya.

Dengan adanya Parwisata Desa dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Sehingga akan meningkatkan penerimaan daerah melalui pajak penghasilan. Seperti diketahui Sergai adalah salah satu Kabupaten dari Provinsi Sumatera Utara Letak giografis di Jalan lintas Sumatera menjadikan Sergai sebagai pintu gerbang objek wisata.

Terkenal dengan wisata pantai Sejak dimekarkan dari Kabupaten Deli Serdang menjadi Kabupaten Serdangbedagai, aura Sergai semakin hidup. Geliat ekonomi masyarakat mulai dari UKM, pertanian, perkebunan dan industri pariwisata semakin tumbuh subur. Saat akhir pekan, Sergai menjadi salah satu tujuan wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk menghabiskan waktu liburan.

Beberapa objek wisata yang ada di Sergai adalah objek wisata air di Kecamatan Perbaungan, Kecamatan Pantai Cermin dan Kecamatan Teluk Mengkudu yang merupakan pintu masuk di Kabupaten Sergai yang memiliki beberapa objek wisata di pesisir pantai.

Objek wisata yang sangat diminati di wilayah Pantai Cermin adalah Pantai Wong Rame, Bali Lestari, Pantai Pondok Permai. Sedangkan di Kecamatan Perbaungan yakni objek Cemara Kembar, Pantai Romantis, Pantai Kelang, Pantai Magrove, Pantai Sialang Buah dan Pantai Sentang. Selain wisata pantai kabupaten Serdangbedagai juga memiliki sungai yang menjadi lokasi Arung Jeram yaitu sungai Bahbolon, Kecamatan Sipispis.

Selain Objek Wisata, Kabupaten Serdang Bedagai juga menambah memiliki Wisata Desa Tani yang berada di Desa Melati II Kecamatan Perbaungan. Dimana wisata ini memiliki beberapa wisata yakni Wisata Tani Panteng Kleset, Wisata ke ToJoyo dan Wisata Petik Jeruk Sendiri, Wisata peternakan Kambing Etawa.

Selain harga terjangkau, wisata ini juga menyediakan berbagai atraksi diantaranya berkeliling lokasi dengan bersepeda, ditambah dengan hijaunya hamparan persawahan menambah keasrian saat berkunjung. Bahkan Wisata ini dapat dijadikan tempat berakhir pekan yang menyenangkan di balik kesibukan ketika bekerja sehari hari. Wisata Tani sangat representatif untuk menjadi paket wisata komplit.

Hal ini memiliki potensi yang signifikan dalam memberikan manfaat baik bagi pemerintah daerah untuk ditingkatkan seperti layaknya Strategi Pembangunan Portal Satu data. Artinya Sinergi antara pemerintah sebagai data, dan masyarakat sebagai pengguna untuk membantu terbangunnya sistem yang mudah dan berkelanjutan antara pelayanan pemerintah dengan masyarakat.

Suatu gagasan yang telah terjalin kemunikasi antara masyarakat Sergai dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan suatu usaha, baik itu di bidang usaha maupun bidang pariwisata. Sehingga Kabupaten Serdang Bedagai terus menggalakkan program Pataya (Pariwisata, Pertanian dan Budaya).

Begitu juga UKM berkembang pesat Industri kecil menengah semakin berkembang di Sergai. Berbagai produk kerajian tangan hingga kuliner tumbuh subur di Sergai. Produk Kerajinan seperti pembuatan tikar purun, Tas, Kalung, dan lainya. kerajinan ini sudah dipasarkan sampai keluar daerah maupun mancanegara.

Produk kuliner makanan ringan juga sudah memiliki daya saing yakni pembuatan dodol, cakar ayam manis, keripik ubi jalar, kripik pisang, wajik Bandung, Pisang sale dan lainya. Segala hal yang dilakukan masyarakat sangat membantu mengurangi pengangguran.

Masa Depan Sergai semakin cerah Adanya Bandara KualaNamu Internasional Airport yang berlokasi di kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara yang jaraknya hanya sekitar kurang lebih 30 Km turut memberi imbas hidupnya perekonomian masyarakat Sergai. Ditambah lagi pembangunan jalan Tol Trans Sumatera, rute Medan Kuala Namu- Tebingtinggi, hal ini semakin mempermudah para wisatawan mengunjungi tempat wisata Sergai.

Bahkan Pemerintah pusat juga memberikan pintu keluar masuk pintu Tol yakni Pintu Tol Kecamatan Perbaungan, Pintu Tol Teluk Mengkudu, Pintu Tol kecamatan Seirampah, dan Pintu Tol Kecamatan Tebing Tinggi.

Diulang tahun ke-16, sejatinya bukan saja ekspresif di kalangan pemerintah daerah. Namun juga semarak dan penuh gelora di kalangan masyarakat. Hal ini suatu bukti telah tumbuhnya cinta dan kebanggaan masyarakat terhadap cinta wisata dan kuliner ciri khas Kabupaten Sergai.

Ibarat pelajar, mungkin Sergai baru duduk dikelas dua sekolah menengah pertama, Meskipun baru kelas dua namun kabupaten ini sudah banyak meraih prestasi dan memperoleh penghargaan baik tingkat regional, nasional maupun internasional. Keberhasilan ini tidak lepas dari masyarakat yang kreatif menunjang program yang dicanangkan Pemkab Sergai dibawah kepemimpinan Bupati Ir.H. Soekirman dan H. Darma Wijaya SE.

"Keberhasilan Sergai meraih prestasi dan penghargaan tidaklah mudah, melainkan diraih dengan perjuangan yang cukup menyita waktu dan penuh pengorbanan. Hal ini tidak terlepas dari kerja semua pihak dalam suatu pekerjaan (team work) sehingga Sergai mampu meraih prestasi.

Ditambah lagi, Pemkab Sergai telah mencanangkan beberapa objek wisata maupun kuliner yang dapat membantu pengembangan daerah. Karena disisi lain objek wisata yang selalu dikunjungi oleh masyarakat luar yakni pemandian Waterboom, tepatnya wilayah Desa Payamabar, Kecamatan Tebing Syahbandar. Dimana lokasi tersebut menggunakan dana anggaran BUMdes.

Orientasi pembangunan bukan lagi menempatkan masyarakat sebagai objek wisata maupun pembangunan, tapi sebagai objek dan pelaku pembangunan itu sendiri.

Hal ini untuk mendorong pembangunan partisipatif dan membersihkan akses serta ruang yang lebih besar bagi masyarakat untuk terlibat aktif dalam perumusan dan perencanaan kebijakan yang berkesinambungan.

"Kita harus mampu menunjukan hasil kerja keras karya bhakti melalui berbagai perkembangan dan kemajuan signifikan," ungkap Bupati Sergai saat menerima audensi media Gosumut diruang kerjanya, Rabu (18/12) kemaren.

Selain itu, Pemkab Sergai sudah mempunyai program pembangunan dan pemberdayaan desa yang sudah sangat canggih dengan adanya program Sistem informasi Desa (SID) melalui SID sebuah desa dapat mempromosikan UMKM maupun Destinasi wisata.

Di Hari Ulang Tahun ke-16, semoga Serdang Bedagai semakin maju dan berkembang di Tanah Bertuah Negeri Beradat.*