MEDAN- Nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumatera Utara (Sumut) pada bulan November 2019 mengalami penurunan dibandingkan bulan Oktober 2019, yaitu dari US$647,08 juta menjadi US$602,12 juta atau turun sebesar 6,95 persen. Bila dibandingkan dengan bulan November 2018, ekspor Sumut mengalami penurunan sebesar 14,89 persen.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut penurunan nilai ekspor terjadi pada golongan lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$22,06 juta (-9,05%), diikuti karet dan barang dari karet sebesar US$8,55 juta (-9,49%) dan buah-buahan sebesar US$5,23 juta (-34,90%).

"Adapun golongan barang yang mengalami kenaikan nilai ekspor Sumut pada November 2019 terhadap Oktober 2019 adalah golongan kopi, teh, rempah-rempah sebesar US$6,05 juta (22,43%). Ekspor ke Tiongkok pada November 2019 merupakan yang.terbesar yaitu US$91,15 juta diikuti Amerika Serikat sebesar US$79,73 juta dan India sebesar US$57,29 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 37,89 persen," kata Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi dalam paparannya di Kantor BPS, Kamis (2/1/2020).

Menurut kelompok negara utama tujuan ekspor pada November 2019, ekspor ke kawasan Asia (di luar ASEAN) merupakan yang terbesar dengan nilai US$216,59 (35,97 persen). Selama periode Januari – November 2019, negara tujuan utama yang mengalami kenaikan nilai ekspor adalah Thailand sebesar US$23,22 juta (14,42%) diikuti Tiongkok sebesar US$18,95 juta (1,96%).

"Secara keseluruhan, pada periode Januari – November 2019, ekspor ke sepuluh negara tujuan utama mengalami penurunan sebesar 7,35 persen dibanding periode Januari – November 2018," ungkapnya.

Sementara itu, untuk nilai impor melalui Sumut bulan November 2019 atas dasar CIF (cost, insurance & freight) sebesar US$404,87 juta, atau naik sebesar 20,15 persen dibandingkan bulan Oktober 2019 yang mencapai US$336,96 juta. Bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, nilai impor mengalami penurunan sebesar 3,53 persen.

"Pada November 2019, golongan barang yang mengalami kenaikan nilai impor terbesar adalah bahan bakar mineral sebesar US$32,56 juta (118,24%), diikuti bahan kimia anorganik sebesar US$13,38 juta (84,35%). Golongan barang yang mengalami penurunan nilai impor adalah plastik dan barang dari plastik sebesar US$2,58 juta (-11,37%) dan mesin/peralatan listrik sebesar US$1,97 juta (-11,19%)," sebutnya.

Adapun, nilai impor bulan November 2019 dari Tiongkok merupakan yang terbesar yaitu US$127,67 juta dengan perannya mencapai 31,53 persen dari total impor Sumatera Utara, diikuti Singapura sebesar US$48,90 juta (13,33%) dan Malaysia sebesar US$31,96 juta (7,90%).*