MEDAN-Sejumlah harga kebutuhan pokok menjelang Tahun Baru 2020 terpantau mahal bahkan sebagian ada yang terpantau naik. Salah satunya harga komoditas cabai merah, bawang merah, tomat masih bertahan mahal. Hari ini harga cabai merah berada di harga Rp40.000 per kg biasanya di harga Rp36.000 per kg harga ini juga masih terbilang mahal sebab harga normal cabai merah di kisaran Rp20.000 per kg.

Selain harga cabai merah bawang merah juga bertahan di harga Rp40.000 per kg biasanya Rp36.000 per kg. Begitu juga dengan harga harga tomat yang berada di harga Rp10.000 per kg biasanya hanya Rp6.000 sampai Rp8.000 per kg. Sedangkan cabai hijau Rp di harga Rp 18.000 sampai Rp 20.000 per kg.

"Hal ini sudah terjadi seperti tahun sebelumnya. Apalagi kebanyakan petani saat ini memang sudah libur," kata Aat salah satu pedagang di Pasar Tradisional Simpang Limun Medan, Senin (30/12/2019).

Sementara itu, Nasmah salah satu pembeli mengatakan tak hanya bumbu dapur saja yang mahal. Harga ayam potong juga naik di harga Rp35.000 per kg. Padahal biasanya Rp 28.000 per kg. "Memang ayam potong ini lagi naik-naiknya ini. Harga telur per butir juga sama Rp1.600 per butir itupun ukurannya kecil biasanya masih dapat Rp 1.500 per butir," ungkapnya.

Terpisah, Ketua Pemantau Pangan Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan bulan Desember 2019 ini, menyisakan pola kenaikan harga yang sangat fluktuatif. Harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat di dua pekan pertama Desember bergerak stabil dengan kecenderungan turun. Namun mendekati 2 pekan selanjutnya hingga Natal dan menjelang tahun baru, harga secara tiba-tiba meroket sangat signifikan.

"Misalnya bawang merah, yang harganya selama 2 pekan pertama dijual Rp28.000 ribuan per kg, meroket di pekan ketiga menjadi Rp32 ribu per kg, dan saat ini harganya bertengger di level Rp38.000 per kg nya. Namun secara rata-rata harga bawang merah di Desember sejauh ini masih terpantau stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Bahkan sedikit lebih rendah. Kalau di November rata rata harga bawang merah itu Rp30.400 per kg, sejauh ini di bulan Desember sebesar Rp30.200 per kg nya," jelasnya.

Seirama dengan bawang merah, bawang putih justru mengalami rata rata penurunan harga yang sangat signifikan. Rata-rata bawang putih dijual di kisaran Rp30.800 di November, dan dibulan ini harga harga bawang putih dijual Rp28 ribuan per kg. Turun sekitar Rp2000-an per kg.

"Saya menilai, seandainya tidak terjadi musim kemarau berkepanjangan sebelumnya di Jawa, harga bawang merah di bulan desember ini sangat berpeluang mengalami penurunan yang besarannya tidak jauh berbeda dengan bawang putih," katanya.

Diantara sejumlah kebutuhan pangan tersebut, harga cabai merah mengalami fluktuasi yang sangat tajam. Di pekan pertama harga cabai merah dijual dikisaran Rp 24 ribu, selanjutnya naik menjadi Rp28 ribu hingga pekan ketiga, dan di pekan terakhir, harga cabai merah dijual sebesar Rp36 ribu. Ada lonjakan harga sebesar 50% jika membandingkan harga cabai merah di pekan pertama dengan pekan terakhir.

"Akan tetapi, secara rata-rata, harga cabai merah di Desember ini masih lebih rendah dibandingkan dengan bulan November. Di November harga cabai merah dijual dikisaran Rp34.600 per kg, saat ini harga cabai merah dijual Rp27 ribuan per kg. Hal yang sama juga ditunjukan oleh cabai rawit yang harganya turun signifikan," ujarnya.

Di November harga cabai rawit dijual dikisaran Rp37 ribuan, di bulan ini sekitar Rp26 ribuan per Kg. turun sekitar Rp10 ribuan per kg. Sehingga saya berkesimpulan komoditas cabai akan menyumbang deflasi di bulan ini.

"Ada yang unik dibulan ini, dimana terjadi lonjakan harga daging ayam satu hari menjelang natal. Dimana harga daging ayam meroket menjadi Rp36 ribuan per kg secara tiba-tiba. Saya menduga, kenaikan harga daging ayam ini tidak terlepas dari permintaan yang signifikan dari saudara kita yang merayakan natal. Dan saya berkesimpulan, ada perubahan pola konsumsi dari daging babi ke daging ayam. Karena dari sisi harga, daging ayam dan daging babi tidak memiliki selisih perbedaan yang jauh," katanya.

Ini menunjukan masyarakat masih takut mengkonsumsi daging babi seiring dengan masih merebaknya virus yang menyerang babi sehingga banyak babi yang mati. Padahal bulan desember ini pasokan daging ayam di Sumut surplus, sayang harganya terpaksa naik.

"Namun, jika harga daging babi ini dikalkulasikan bobotnya ke inflasi, saya yakin daging babi akan menyumbangkan deflasi.Namun, lagi lagi, bobot daging babi ke inflasi ini masih kalah jauh dibandingkan dengan bobot daging sapi, daging ayam hingga telur ayam. Saya yakin sekalipun harga daging babi terjun bebas, tidak akan memberikan sumbangsih deflasi yang besar," katanya.

Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa Sumut akan kembali mencetak deflasi di bulan ini. Angkanya akan dibawah kisaran 0.5%. Meskipun hitung hitungan inflasi ini masih menyisakan dua hari kerja hingga tahun baru nantinya. Ditambah dengan belum dikalkulasikan untuk harga tiket pesawat maupun tempat rekreasi.

"Tetapi, saya menghitung kalau Sumut di tahun 2019 ini nantinya akan merealisasikan inflasi secara kumulatif sebesar 2% hingga 2.3% saja. Sebuah realisasi yang diluar dugaan, mengingat Sumut pernah terpuruk karena inflasinya di atas 5% di tahun ini. Meskipun masih terlalu dini, namun saya mengucapkan selamat, dimana inflasi angkanya masih di bawah target Bank Indonesia sebesar 3.5% minus 1%," pungkasnya.*