MEDAN - Saat tiba di pagelaran kaleidoskop industri kreatif project 2019, Sabtu (28/12/2019) sore, Pelaksana tugas Walikota Medan, Akhyar Nasution mengunjungi stand demi stand di arena yang digelar Komunitas Medan Bangkit (KMB). Di dampingi Kadis Pariwisata Medan, Agus Suriono dan protokoler, orang nomor 1 di Pemko Medan itu tampak serius berbincang dengan salah seorang pelaku usaha yang diketahui bernama Nensi.

Kepada wanita berusia 52 tahun itu, Akhyar menanyakan apakah diriya sudah pernah mendapatkan pelatihan dari Pemko Medan dalam hal keterampilan khususnya di bidang sulam, Nensi mengaku sudah pernah dan juga sudah berpenghasilan.

"Kita mau jangan hanya sekadar ilmu, tapi juga bisa bermanfaat jadi penghasilan. Itulah baru namanya industri kreatif," terangnya.

Akhyar menegaskan, hal tersebut sengaja dipertanyakannya dan memastikan kalau program yang dilaksanakan masing-masing OPD benar-benar menyentuh sesuai dengan kebutuhan warganya.

"Jadi uang yang dikeluarkan pemerintah itu ada hasilnya," ungkap Akhyar kepada wanita yang juga pengurus di Himpunan Industri Kecil Menengah (HIKM) Kota Medan itu.

Sesaat beranjak dari stand, Akhyar menyoroti soal keberadaan sampah yang berserakan tepatnya di belakang kursi para tamu undangan.
"Kenapa berserak gini, seharusnya disediakan tempat sampah juga di sini," tegas Akhyar dan seketika pihak panitia turut mengamankan sampah yang berserakan dan dimasukkan ke dalam kantongan plastik.

Sementara itu, di sesi kombur sore pamungkas yang digelar KMB, Akhyar berbicara bahwa Kota Medan memiliki dasar utama, di mana warganya penuh semangat, warganya bersahabat, punya keinginan dan banyak cita-cita.

Akhyar juga mengakui, industri kreatif di Kota Medan tidak kalah dengan kota-kota lainnya. Tapi masih main show, belum menjadi sesuatu yang dihimpun menjadi kekuatan besar.

Dalam kombur sore pamungkas ini, banyak hal yang dibahas seperti jalan, MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) dan persoalan lainnya. Namun, secara garis besar Akhyar menggarisbawahi bahwa mewujudkan Kota Medan menjadi lebih baik lagi ke depannya, dibutuhkan tanggung jawab bersama.

"Setiap warga punya tanggung jawab. Masalah sampah saja kita belum care. Di sini kita lihat. Ah, bukan sampahku kok, ah biarin aja lah. Kalau sampah saja kita tidak peduli, bagaimana yang besar bisa kita kerjakan," ketusnya.

Akhyar juga menegaskan, Kota Medan ke depan dengan seluruh keinginan dan kebersamaan, diharapkan menjadi lebih baik kagi. Bahkan, rencana teknis sudah banyak yang mau dikerjakan.

"Kota medan dibangun oleh orang kreatif. Pemenang masa depan adalah orang kreatif. Maka dari itu, kami akan menjadi magnit perubahan dan pergerakan, sehingga semuanya juga akan bergerak secara bersama-sama," tukasnya.

Kombur sore pamungkas ini juga dihadiri seorang akademisi dari Universitas Sumatera Utara, Nurlisa Ginting.