SIMALUNGUN-Pemkab Simalungun melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Simalungun mengisi acara bertajuk "Simalungun Night" dengan menampilkan drama legenda Batu Gantung Danau Toba pada hari kedua event Festival Dana Toba, Selasa (11/12/2019) dan berakhir jam 22.30 Wib.

Selain drama klosal Batu Gantung, juga menyuguhkan tari multi etnis dan artis Simalungun guna menghibur pengnjung di Pagoda Openstage Parapat lewat panduan MC 'Coden Real' Purba dan Dian Pratiwi.

Kadis Pariwisata Simalungun Resman Saragih SSos didampingi Kabid Pengembangan Produk Pariwisata Simalungun Sofenny Girsang SH dipanggung tribun FDT menyampaikan, tujuan mengangkat legenda batu gantung diacara FDT supaya pengunjung mengetahui dan tetap mengingatkan terjadinya Batu Gantung di Danau Toba Parapat, Simalungun yang hingga kini masih menyimpan misteri. "'Perjodohan yang dipisahkan orang tuanya sendiri, lalu sang putri boru Sinaga itu melompat dari ketinggian tebing yang mencuram kearah Danau Toba membuat singkapan rambutnya sangkut didahan kayu, lalu diikuti seekor anjing kesayangannya yang turut menjelma jadi batu," ujar Resman.

Kadisparbud Simalungun itu juga menambahkan sampai kini wujud batu gantung itu masih terlihat jelas di Sibaganding Nagori Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Simalungun." Dan hanya bisa dilihat dari atas kapal, sambil menengadahkan kepala kita keatas bukit lokasi Batu Gantung tersebut," ujar Resman.

Dalam acara lainnya, sendra tari multi etnis yang diisi Pemkab Simalungun menampilkan tari Puak Simalungun, Batak Toba, Karo, Dairi, Pakpak, Nias dan dari etnis lain seperti India, Jawa, Cina menjadi ramuan hiburan rakyat di 'Simalungun Night' dari panggung FDT ke 7 itu.

Usai penampilan dari Pemkab Simalungun, panggung hiburan FDT itupun kembali dihentak suguhan hiburan dari Pemkab Toba Samosir yang mengundang seluruh pengunjung bergembira dan berjogetria sampai pukul 24.00 WIB.*