PALAS - Modus penipuan melalui telepon seluler dengan meminta pulsa kembali booming dan menghantui warga SUmatera Utara, khususnya di Kabupaten Palas. Sejumlah orangpun mengaku telah menjadi korban penipuan, karena yang menghubungi mereka dengan modus mengaku polisi dengan memberi kabar bahwa anaknya atau saudara mengalami kecelakaan.

Awalnya, sang penipu menelpon dan mengabarkan adanya anggota keluarga yang kecelakaan dan seolah-olah siap memberikan bantuan. Namun setelah diladeni, di pelaku akhirnya melakukan pemerasan dalam bentuk kiriman pulsa.

Korban terbaru yang menjadi korban penipuan yakni Damsah Hasibuan, warga Desa Janjiraja Kecamatan Sosa, Kabupaten Padang Lawas, Sabtu (16/11/2019) malam lalu mengaku, ditipu orang yang tidak bertanggung jawab melalui telepon seluler.

Diceritakan Damsah, sebelumnya sekitar pukul 23.30, dirinya mendapat telepon dari seseorang dengan nomor baru mengaku sebagai polisi yang bertugas di wilayah Pekan Baru dan memberi kabar bahwa anaknya terlibat kecelakaan.

Sontak saja, bapak delapan anak ini panik. Tengah malam itu, dia keluar rumah untuk mencari jualan pulsa. Soalnya, keselamatan anaknya bergantung pada kiriman pulsa itu. Apalagi si penelepon mengabari kalau dikirim pulsa, anaknya bisa terbantu dan terakhir anaknya dikabarkan sudah di kantor polisi.

Dengan intrik modus penipuan secara berkomplotan, penipu menghubungi korbannya dengan menggunakan nomor telepon, 0823 6439 3818 dan korban mentrasfer sebesar Rp 300ribu. Kemudian, di nomor 0823 9011 1291 ditansfer lagi sebesar Rp 200 ribu, 0812 6453 3234 sebesar Rp 100 ribu, 0812 6025 7771 sebesar Rp 100 ribu, 0853 6211 0379 sebesar Rp 100 ribu dan 0812 6292 7186 sebesar Rp 100 ribu.

"Iya waktu saya disuruh transfer sampai Rp 900 ribu, dengan nomor berbeda saya juga diminta oleh sang penipu telepon diminta jangan diputus," ungkap korban

Damsah menjelaskan, penelepon lain meneleponnya dengan nomor yang lain juga menyuruh transfer pulsa untuk mengurus anaknya yang sedang di kantor polisi, karena kecelakaan.

"Saya langsung transfer saja. Saya betul-betul panik. Setelah saya transfer pulsa sesuai permintaan komplotan penipu, saya langsung menghubungi anak saya di Pekan Baru, Riau dan menanyakan kepadanya apa benar kecelakaan. Ternyata anak saya, sehat-sehat saja dan sedang baru mau tidur. Yah, saya sudah ketipu,” kesal Damsah.

"Anak saya memang sedang berada di perantauan di daerah Pekan Baru, tentu sangat panik mendengar kabar bahwa anak kecekalakaan," ungkapnya lagi.

Darmsah menambahkan, komplotan sang penelepon benar-benar penipu ulung, ia berhasil meyakinkan korban dengan menyebut anak korban mengalami kecelakaan lalu lintas di Pekan Baru.