MEDAN - Ratusan peserta mengikuti seminar yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah Persaudaraan Muslimah Sumatera Utara (PW Salimah Sumut), Minggu (10/11/2019) kemarin Seminar bertajuk Ayahku Pahlawanku berlangsung di Hotel Grandhika, Medan.

Acara dibuka dengan muraja'ah ayat suci Al quran oleh Salimah Kids. Suara merdu dari 3 anak yang melantunkan surah Luqman ayat 12-13, berhasil menghipnotis tak kurang dari 400 hadirin.

Tak hanya itu saja, 10 anak dari Salimah Kids juga meramaikan suasana dengan mendendangkan Mars Salimah serta nasyid Assalamu'alaikum dan Ayah Ibu.

Sekira pukul 09.30, acara intipun dimulai. Sri Prafanti, selaku moderator, memperkenalkan dua pembicara yang mengisi seminar. Ayah Iwan Rinaldy memaparkan topik Ayahku Pahlawanku, sedangkan Bunda Wina Risman menjelaskan makalahnya yang berjudul Cerita tentang Dua Ayah.

Ketua panitia seminar, Tengku Amiliza, menyebutkan seminar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Salimah Expo 2019. Salimah Expo diselenggarakan oleh PW Salimah Sumut sejak akhir September hingga akhir November mendatang.

"Salimah Expo diadakan salam rangka memeriahkan agenda Musyawarah Wilayah Salimah Sumut ke-4. Dimulai dari nobar film Hayya, training muballighah, madrasah Salimah kelas fiqh munakahat dan kelas keterampilan ibu, lomba marhaban dan pidato, lomba menulis, Salimah berbagi, seminar nasional, dan akan berakhir dengan musywil, workshop humas kreatif, serta Salimah fair," terang Tengku.

Ia mengatakan seminar ini merupakan upaya untuk menuju masyarakat dan bangsa yang kuat. Sebab, bangsa yang kuat berawal dari keluarga yang hebat.

Berikut beberapa poin penting yang disampaikan oleh narasumber, dikutip dari tulisan Jannah Nur (peserta seminar):

1. Pakar parenting adalah orang tua itu sendiri. Sebab, ia yang paling tahu anaknya.

2. Gunakan kata "bersama" bukan "dengan" ketika orang tua bersama anak.
-Belajar bersama anak
-Bermain bersama anak
kata "bersama" berarti melibatkan, memfokuskan pada anak.

3. Allah SWT memberikan anak yang terbaik kepada orang tua, maka orang tua harus memberikan yang terbaik terhadap pemberian Allah.

4. Usia 0-7 tahun : dekat dengan ibu
Usia 7- 14 tahun: dekat dengan ayah
usia 14 tahun ke atas: anak telah memiliki identitasnya disertai pengawasan orang tua.

5. Anak laki-laki ajarkan tentang QOWWAM agar kelak ia memiliki kemampuan untuk memimpin, mengambil keputusan, menganalisa, memproteksi diri dan keluarganya.

Anak perempuan ajarkan tentang siroh :
a. Maryam: sebagai sosok ibu bagi anaknya
b. Fatimah Az Zahra: sebagai sosok anak bagi orang tuanya
c. Khadijah: sebagai sosok istri bagi suaminya
d. Asiyah: sebagai sosok da'iyah

6. Tiga peran Ayah:
a. Loving; cintai diri, pasangan, dan anak anak.
b. Coaching; mentarbiyah istri, anak dengan ilmu dan waktu.
c. Modelling; mencontohkan melalui perbuatan dan sikap yang baik terhadap anak.

7. Tak kurang 4x sehari mengucapkan kata-kata sayang dan perhatian pada anak-anak.

8. Melunasi hutang-hutang pengasuhan yang seharusnya sudah didapat anak di usianya, tetapi terlewati. Bukan dengan nasehat verbal. Tetapi, lakukan perjalanan berdua bersama atau aktivitas bersama anak. Rebut dan rekayasa golden moment yang dirasakan anak. Libatkan seluruh panca indera serta hati dan pikirannya.