MEDAN - Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Sumut) Alwi Hasibuan mengungkapkan, hasil swab dari Litbangkes pasien suspect difteri mahasiswi Universitas Sumatera Utara (USU) asal Malaysia negatif difteri.

Swab tersebut diambil dari pasien almarhum NA (20) dan kedua temannya LW (21) dan U (21) yang telah pulang berobat jalan setelah dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik beberapa waktu lalu.

Untuk itu, Alwi menuturkan agar masyarakat tidak panik. Sebab kasus ini bisa terjadi dimanapun. Namun tetap harus mewaspadai dengan melakukan vaksin atau imunisasi dan menjaga pola hidup bersih dan sehat.

"Dinas terkait di kabupaten/kota juga sudah menghimbau masyarakatnya dan sudah melakukan rapat koordinasi bersama pihak puskesmas, pelaksana program, dengan kecamatan bahkan dengan bupati. Jadi jangan khawatir sudah ada langkah-langkah yang dilakukan terkait kasus suspect difteri ini," terangnya pada wartawan, Senin (7/10).

Sementara itu, informasi terbaru saat ini ada dua pasien suspect difteri yang tengah dirawat di RSUP Haji Adam Malik. Kedua pasien tersebut, masing-masing rujukan asal Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kisaran, Asahan dan juga RSUD Gunung Sitoli, Nias.

Kassubag Humas RSUP Haji Adam Malik Rosario Dorothy Simanjuntak menyampaikan, kedua pasien ini terdiri dari satu orang anak remaja berinisial R (16) asal Kisaran dan 1 orang dewasa berinisial JA (28) asal Gunung Sitoli. Sebelumnya, RSUP Haji Adam Malik masih merawat 3 pasien suspect difteri lainnya berinisial DE (3) dan RR (5) asal Medan, serta RH (3) asal Nias.

"Iya, ada dua pasien baru (suspect difteri). Jadi sekarang yang dirawat di ruang isolasi ada 5 orang. Pasien R masuk ke RSUP Haji Adam Malik pada Jumat (4/10) sore, sedangkan pasien JA masuk pada Sabtu (5/10) siang. Keduanya dirawat secara intensif di ruang isolasi infeksi rumah sakit. Dimana masing-masing pasien datang dengan keluhan demam dan nyeri menelan. Namun demamnya sudah berhari-hari ya," bebernya.

Namun untuk pasien R, terang Rosa, selain demam dan nyeri menelan, juga ada ditemui bercak putih keabuan pada tenggorokannya. Kemudian saat dilakukan swab, tutur dia, pada pasien itu juga mudah berdarah dan ada pembengkakan di lehernya.

"Tim penanganan pasien suspect difteri juga sudah mengambil swab kedua pasien ini sudah mengirimkannya ke Litbangkes," pungkasnya. (*)