MEDAN-Sampainya di Pulau Berhala, Tim Ekspedisi Kas Keliling Kepulauan Terluar, Terdepan, dan Terpencil (3T) Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumatera Utara, memberikan sosialisasi tentang uang rupiah dan ciri-ciri keaslian uang yang menjadi satu-satunya alat pembayaran yang sah di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kepada para anggota TNI yang menjaga pulau Berhala. Selain itu, tim juga memberikan kenang-kenangan berupa kaos Cinta Rupiah setelah menempuh perjalanan selama 22 jam dari Pulau Nasi, Provinsi Aceh dan menggunakan perahu karet dan sekoci menuju pulau terdepan, terluar dan terpencil yang ada di Provinsi Sumut tersebut.

Tim ini langsung dipimpin Kepala Rombongan Syamsul Bakti dan dikawal anggota TNI Angkatan Laut disambut Danton Satgas Pengamanan Pulau Terluar (Pamputer) Pulau Berhala, Letnan Dua Infantri Frans Aritonang dan anggotanya.

Kepala rombongan Tim Ekspedisi, Syamsul Bakti mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab BI untuk menghadirkan dan menyediakan kebutuhan rupiah di daerah terpencil, termasuk Pulau Berhala yang merupakan pulau 3T.

"Pulau Berhala ini termasuk salah satu pulau terluar di Sumut. Kenapa kita melakukan sosialisasi disini, karena kami menilai disini punya potensi dimanfaatkan orang-orang jahat untuk melakukan tindak pidana menyebarkan uang palsu," ujarnya.

Dia mengatakan, memang selama ini belum pernah terjadi di sini, namun ini merupakan upaya BI untuk melakukan tindakan preventif (pencegahan) atau antisipasi, sehingga para aparat penjaga pulau terluar ini bisa faham dan mengetahui tentang ciri-ciri uang palsu atau uang asli.

Sementara itu, Danton Satgas Pengamanan Pulau Terluar (Pamputer) Pulau Berhala, Letnan Dua Infantri Frans Aritonang sangat menyambut baik kunjungan Tim Ekspedisi Kas Keliling BI tersebut. Bahkan para anggota TNI sangat antusias menerima penjelasan tentang keaslian uang rupiah yang disampaikan salah seorang tim, Rizky Ananda dan Kepala Rombongan Syamsul Bakti.

"Kami sangat berterima kasih atas kunjungan Tim Ekspedisi dari BI untuk memberikan sosialisasi tentang uang rupiah. Karena pulau terluar ini berpotensi dimanfaatkan untuk transaksi peredaran uang palsu. Semoga dengan adanya sosialisasi ini bisa menjadi bahan kedepannya untuk mengantisipasi transaksi peredaran uang palsu yang masuk di wilayah NKRI," jelas Letnan Dua Infantri Frans Aritonang.*