MEDAN-Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) mengajar sekitar 500 Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang ada di Sumatera Utara (Sumut) terutama IKM Kota Medan untuk IKM Go-Digital melalui pelatihan E-Smart IKM. Hal ini bertujuan untuk mendongkrak potensi IKM di dalam negeri melalui implementasi berbagai kebijakan dan kegiatan strategis.

Direktur Jenderal IKMA Gati Wibawaningsih saat membuka acara e-Smart IKM mengatakan kegiatan ini dihadirkan para stakeholder, antara lain dari pihak marketplace, perbankan, financial technology, dan perusahaan Enterprise Resource Planning (ERP) untuk IKM. Kegiatan ini sebelumnya digelar di Palembang pada Agustus lalu.

“Pelatihan hari ini mereka berkolaborasi dengan aplikasi Point of Sale (POS) yakni.aplikasi promosi digital, dan teknologi informasi yang akan memberikan edukasi melalui format digital yang dapat diakses melalui internet,” katanya pada wartawan, Rabu (28/8/2019).

Kegiatan serupa ini telah dilaksanakan di Semarang, Makassar, Surabaya, Pontianak, Bogor, Denpasar dan Palembang. Gati mengungkapkan, jumlah IKM secara nasional mencapai lebih dari 4,4 juta unit usaha atau mencapai 99% dari seluruh unit usaha industri di Tanah Air. “Sektor industri mikro, kecil, dan menengah sudah menyerap hingga 10,5 juta tenaga kerja atau berkontribusi 65% dari sektor industri secara keseluruhan,” tuturnya.

Untuk Sumatera Utara (Sumut) lanjutnya, mempunyai potensi yang besar seperti kuliner dan kerajinan tangan, selain itu masyarakatnya juga senang dan punya bakat untuk membuat produk-produk kreatif. “Ini dilihat dari makanan, kemasan dan marketingnya, IKM disini sangat memiliki potensi mengembangkan produknya berbasis e-commerce," sebutnya.

Lanjutnya, menurut data dari BPS yang diolah oleh Ditjen IKMA, hingga tahun 2017, jumlah IKM di Medan tercatat sebanyak 153.167 unit usaha dengan total penyerapan tenaga kerja mencapai 358.972 orang. “Sumut hampir selalu pertumbuhan ekonominya mencatatkan nilai yang baik. Artinya potensi IKM nya sangat besar karena IKM secara umum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,” bebernya.

Untuk itu, Gati optimistis, apabila pelaku IKM nasional diberikan pembelajaran mengenai mengenai teknologi digital, akan mendorong mereka lebih produktif, kreatif, inovatif, dan kompetitif. “Kita ketahui, digital economy ini model bisnis banyak yang dijalankan dengan basis teknologi informasi dan komunikasi,” pungkasnya.

Upaya strategis tersebut juga sebagai bagian dari pelaksanaan langkah-langkah prioritas yang tertuang di dalam peta jalan Making Indonesia di era industri 4.0. “Dimana pemanfaatan teknologi digital ini untuk memacu IKM nasional bisa berperan di era industri 4.0, seperti terlibat di dalam e-commerce yang diimplementasikan dalam program e-Smart IKM,” tutupnya.*