KARO-Pasca Komentar Bupati Karo Terkelin Berahmana SH saat di wawancarai wartawan baru baru ini terkait Karhutla sehingga beliau menyebut kalimat "Kita Tidak Punya Borgol dan Pistol" dan sempat menjadi viral, Wacana inilah membuat Forkopimda menggelar Diskusi.

Upaya mencegah dan menanggulangi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di wilayah Kabupaten Karo, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Karo, gelar Focus Group Discussion (FGD), di Kantor Bupati Karo Jalan Veteran Kecamatan Kabanjahe, Kamis (15/8/2019) sekira pukul 09.00 WIB, dan sejumlah wartawan hadir dalam acara tersebut.

Dalam acara ini dihadiri oleh, Bupati Karo, Wakil Bupati Karo, Dandim 0205/TK, Kapolres Polres Tanah Karo, Kepala Kejaksaan Negeri Kabanjahe, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Kepala Pemadam Kebakaran Karo, KPH Wilayah XV Kabanjahe, dan masyarakat.

Kegiatan diskusi ini digelar dikarenakan Kasus kebakaran hutan dan lahan yang selalu terjadi, di beberapa titik di wilayah Kabupaten Karo, diantaranya sepanjang wilayah Geopark Kaldera Toba, seperti Desa Tongging, Desa Sibolangit dan lainnya. Dan diskusi ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan tersebut, serta sosialisasi kepada masyarakat tentang bahayanya dan dampak akan kebakaran hutan. Apalagi menjelang musim kemarau, ilalang dan rumput yang tinggi kering dan gampang terbakar. Bukan hanya itu saja, api kiriman dari luar Karo, seperti Kabupaten Dairi dan Kabupaten Simalungun, juga menjadi ancaman api menjalar ke Kabupaten Karo.

Menurut Komandan Distrik Militer 0205/TK, Letkol Inf Taufik Rizal, pihaknya akan bekerja sama dengan Forkopimda untuk membuat sekat pada seputaran hutan dan lahan. Dan fungsinya jika terjadi kebakaran diluar wilayah Karo, seperti Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Dairi, tidak menjalar ke Kabupaten Karo.

"Ini kita tadi udah diskusi, dan kita langsung akan ambil tindakan atau take action membuat sekat sekat pada batas hutan. Fungsinya itu jika terjadi kebakaran hutan, api tidak menyebar luas. Begitu juga kalau ada api yang berasal dari luar daerah kita, fungsi sekat tadi agar api tidak menjalar ke wilayah kita," terangnya.

Tambahnya, dirinya mengajak semua Forkopimda Karo ikut bekerja sama dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan. Dan juga berharap agar setiap petugas yang dilapangan mendapatkan baju khusus anti api.

"Kita bukan pahlawan super yang tahan api, anggota kita dilapangan itu berjibaku dengan api tanpa pake baju api, itu kan bahaya sekali. Kita minta nanti setiap anggota dilapangan yang bertugas pakai baju api. Ini kan untuk keamanan petugas kita juga," ungkapnya.

Lanjutnya kalau lokasi atau titik yang utama yang akan dilakukan pemasangan sekat adalah Kecamatan Merek, dikarenakan sesuai data pada tahun 2018, telah terjadi 15 kasus kebakaran hutan dan lahan.

"Lokasi atau titik utamanya itu nanti di Merek, karena sesuai data tahun semalam ada 15 kali kebakaran. Dan action kita nanti api kecil harus langsung padam," jelasnya.

Sementara itu, menurut Kapolres Tanah Karo, AKBP Benny Hutajulu, sesuai data di tahun 2019, tercatat ada 2 kasus kebakaran hutan dan lahan. Dan tujuan kita akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pencegahan.

"Kita ini fokusnya pada sosialisasi dan pencegahan kepada masyarakat bahaya kebakaran hutan. Karena tahun ini tercatat ada 2 kali kebakaran, dan kita harap cukup 2 aja," harapnya.

"Dan untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan, kita akan melakukan tindakan tegas kepada para pelaku pembakaran hutan. Jadi untuk antisipasinya, kepada para pelaku pembakar hutan akan kita lakukan tindakan tegas dan terukur, kita tembak, jika kedapatan sengaja membakar hutan sesuai dengan bukti bukti," tegasnya.

Diskusi yang digelar di Aula Kantor Bupati Karo ini pun berlangsung aktif, seluruh peserta terlihat saling berinteraksi memberikan masukan untuk bekerja sama melakukan pencegahan Karhutla.*